Sharing Pengalaman Hidup dengan Alergi
Pernah nggak teman-teman terkena alergi? Keluargaku dan suami ternyata punya tantangan alergi yang berbeda. Bapak, aku dan adik laki-lakiku punya alergi keringat yang kalau kambuh, rasanya enggak nyaman saking gatalnya, terutama di bagian perut yang bersentuhan dengan ban pinggang celana. Sedangkan tanteku punya alergi obat tertentu dan alergi dingin. Kalau udah kambuh, kulitnya akan bentol-bentol besar seperti digigit semut tapi merata di seluruh tubuh. Kata beliau, alerginya bikin matapun terasa tebal dan mengganjal buat berkedip. Alergi dinginnya ini juga bikin hidung bersin-bersin dan meler seharian.
Dalam kehidupan sehari-hari, aku sendiri dan suami sering menghadapi tantangan kesehatan karena alergi kami. Alergi debu dan pestisida yang suamiku alami membuat kulitnya gatal, sedangkan alergi keringat yang saya miliki terkadang menyebabkan ruam kulit dan gatal-gatal yang tak tertahankan. Terlebih jika sampai digaruk.
Sebagai seorang istri, aku selalu mencoba yang terbaik untuk membuat keluargaku nyaman dan sehat. Namun, hal itu tidak mudah karena alergi debunya yang lumayan mengganggu beberapa bulan terakhir ini. Alergi ini juga terkadang membuatnya bersin-bersin dan merasa gatal-gatal di hidungnya. Pada keadaan tertentu, orang yang mengalami alergi debu bahkan mengalami kesulitan bernapas dengan normal.
Ya, walau tentunya suami sudah mencoba menghindari alergen alias penyebab alerginya, namun masalah pekerjaan dan aktivitas di luar terkadang membuatnya sulit untuk menghindari debu yang selalu melayang bebas di udara. Apalagi kalau debunya sangat kecil dan tidak kelihatan!
Awalnya, kami berusaha mengatasi masalah ini sendiri. Kami mencoba berbagai cara seperti menggunakan puff mandi, mengoles lotion anti gatal, menggunakan sabun antiseptik namun cara ini enggak berhasil. Kegiatan seperti membersihkan rumah secara teratur menggunakan vacuum cleaner, mengganti sprei dan selimut seminggu sekali, membersihkan filter AC pada sebagian penderita alergi debu bisa jadi solusi . Namun, itu semua tidak efektif buat kami!
mirip digigit banyak serangga, mirip juga dengan biduran. Berikut wujud kulit yang terkena alergi. image : canva |
Suami masih sering bersin-bersin dan gatal hebat. Sementara saya merasa kewalahan jika selesai olahraga di rumah, kulit terasa gatal. Setelah beberapa kali berkonsultasi dengan tenaga medis, kami mengetahui bahwa alergi yang kami alami adalah sesuatu yang serius dan memerlukan perawatan. Kami kemudian belajar tentang cara merawat diri dan lingkungan agar dapat mengurangi gejala alergi.
Kami sebenarnya sudah mencoba banyak cara untuk membantu mengurangi alergi suami saya. Misalnya, dengan membersihkan rumah secara teratur, menggunakan penghisap debu dan menyimpan barang-barang yang berdebu jauh dari tempat tidur. Kami juga mencuci seprai secara teratur dan menghindari penggunaan bahan pembersih yang berbau menyengat.
Namun, meskipun kami melakukan segala yang kami bisa, alergi suami saya masih sering datang mengganggu. Kadang-kadang, kami merasa frustasi dan tidak tahu lagi harus melakukan apa. Jadi, kami terus berikhtiar untuk mencari cara-cara baru untuk membantu mengurangi alergi debu yang aku dan suami alami.
Sementara itu, aku sering merasa gatal dan ruam di kulit akibat alergi keringat yang aku alami. Aku belajar untuk menggunakan pakaian yang lebih longgar dan berbahan katun yang dapat menyerap keringat. Aku juga belajar untuk menghindari paparan sinar matahari langsung dan menggunakan bedak yang tepat untuk kulit sensitif.
Akupun menyadari bahwa alergiku dan suami tidak akan hilang sepenuhnya. Meskipun telah mencoba banyak cara untuk meredakan gejalanya, tetapi kami masih sering mengalami gejala, walau tidak selalu parah. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk menerima kenyataan bahwa memang kami berdua harus hidup ‘damai’ dengan alergi, dan melakukan upaya yang terbaik untuk mengelola kondisi kesehatan yang satu ini.
Nah, aku baru tahu kalau alergi yang kualami ini disebut juga urtikaria, sedangkan alergi yang tante dan suami ku alami biasa disebut dengan rhinitis alergi. Pada sebagian orang, gejala dari rhinitis alergi ini ternyata mirip-mirip juga dengan sinus dan pilek. Dan ya, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menghindari trigger alias pemicunya. Memang betul pepatah mencegah lebih baik daripada mengobati.
Saya harap melalui tulisan saya ini, pembaca blog saya bisa lebih memahami bahwa hidup dengan alergi adalah sebuah tantangan. Berdamai ketika dikit-dikit bersin, dikit-dikit gatal. Tetapi dengan kesadaran dan perencanaan yang baik, kita masih dapat menjalani kehidupan seperti biasa kok. Kalau memang sudah mencoba melakukan pencegahan tapi masih terpapar juga, tidak ada salahnya untuk minum obat pereda alergi yang dijual bebas di apotek. Semoga kita semua tetap sehat selalu, ya!