Asyiknya Belajar dan Mengkampanyekan Sustainability Di Internet
"Buk, ada tugas dari sekolah. Besok Uty diminta bawa piring plastik dan botol bekas air mineral ke sekolah"
"Iya, Bu Guru sudah menyampaikannya di grup Whatsapp sekolah dik, untuk membuat proyek lingkungan di sekolah kan?
"Iya, Bu Guru sudah menyampaikannya di grup Whatsapp sekolah dik, untuk membuat proyek lingkungan di sekolah kan?
Yup, semenjak Uty masuk kelas 1 SD. Saya harus belajar lebih banyak lagi materi sekolah anak, agar bisa mengajari Uty ketika belajar. Terlebih sekarang anak-anak kelas 1 dan 4 SD menerima kurikulum merdeka. Berbeda dengan kurikulum K-13 yang tematik, kurikulum merdeka mengedepankan project based learning. Guru dan murid dituntut berpikir kritis dan kreatif, belajar mandiri seperti yang dipesankan Ki Hajar Dewantara tentang Merdeka Belajar. Implementasinya juga lebih inklusif, mengakomodir siswa dengan keaneragaman jasmani maupun perbedaan lain seperti budaya, intelektual dan kemampuan.
baca juga : Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara
Ada 7 tema proyek belajar yang akan dijalankan siswa dalam kurikulum merdeka. 7 tema utama dari Kemendikbud yang perlu dikembangkan untuk tujuan lebih spesifik ini antara lain Bangun jiwa dan raga, rekayasa dan teknologi untuk membangun NKRI, Bhineka Tunggal Ika, sustainability atau gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, kewirausahaan, dan suara demokrasi. Menurut Wikipedia, Sustainability merupakan sistem biologis yang tetap mampu menjaga kelestarian hayati dan produktivitas tanpa batas. Program ini akan dijalankan bagi sekolah yang siap dengan kurikulum merdeka, dari jenjang SD hingga SMA.
Beberapa Kegiatan Terkait Sustainability Yang Kami Jalankan
Di rapat sekolah kemarin, orangtua dikenalkan program-program yang berkaitan dengan sustainability dan green lifestyle dalam kurikulum merdeka. Guru dan orangtua sepakat membiasakan anak membawa tumblr dan kotak bekal dari rumah untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Di hari sabtu, anak juga akan menjalankan proyek lingkungan. Proyek ini sudah berlangsung semenjak anak mengikuti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
Guru tengah menerangkan proyek yang akan dibuat nantinya |
Untungnya, gaya hidup minim sampah ini sudah lama kami jalankan, terutama semenjak belajar tentang gaya hidup minimalis. Meski jauh dari sempurna, kami coba jalankan beberapa kegiatan yang minimal memberi impact kepada kami sendiri di rumah. Beberapa kegiatan yang coba saya jalankan itu berupa
1. Diet Tissue
Dilansir dari situs Mongabai.com, ada sekitar 15,3 milyar pohon yang ditebang tiap tahunnya. Untuk membuat 1 rim kertas yang berisi 500 lembar ukuran A4, dibutuhkan 1 pohon berusia 5 tahun dan 53 galon air. Belum lagi limbah yang dihasilkan dan pemanfaatan kertas yang terkadang kurang efisien.
Diet tissue yang kami lakukan mungkin belum memberi kontribusi yang berarti, namun kami enggak mau karena penggunaan tissue ini ikut menyumbang kerusakan hutan di Kalimantan dan Sumatra.
2. Memakai Ulang
Selain menghemat uang, ternyata menggunakan barang daur ulang bisa banyak manfaatnya terutama dalam hal mengurangi sampah. Misal, mengubah kaleng cat menjadi pot bunga, menggunakan kain baju usang untuk lap, menggunakan galon bekas untuk akuarium dan propagasi. Tidak perlu repot membeli pot baru bukan?
3. Long Fashion
Mengikuti tren tidak sama baiknya dengan menggunakan kertas. Changing Market Fondation menemukan fakta bahwa 20% polusi air di dunia disebabkan oleh limbah industri pakaian. Limbah tekstil ini mengandung berbagai zat berbahaya seperti timbal dan arsen. Bagaimana jika zat buangan tersebut terkontaminasi pada ikan yang kita makan? Di tahun 2017, rata-rata orang Amerika membuang 37 kg baju tiap tahunnya. Jumlahnya akan sangat besar jika dihitung berdasarkan sumbangan total penduduk dunia bukan? Ditambah beberapa material baju yang berasal dari mikroplastik dan sulit didaur ulang. Karena kengerian itu, kami memilih menggunakan long fashion, dengan bahan yang bisa didaur ulang dan tahan lama.
4. Membawa Tumbler
Cara paling mudah menerapkan Green lifestyle adalah membiasakan membawa botol minum tiap bepergian. Selain menghemat uang saku, tumbler adalah solusi untuk mengurangi sampah plastik yang sangat mudah dilakukan.
5. Ikut Kampanye Lingkungan Melalui Internet
Hal kecil bisa mendatangkan impact yang besar jika dilakukan bersama-sama. Manfaat internet kian terasa ketika berhasil menyatukan orang-orang dalam ruang dan waktu yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama untuk menyelamatkan lingkungan dan mengurangi dampak pemanasan global. Akses internet yang mumpuni membuat kita terhubung dengan mudah ke banyak orang yang memiliki visi sama.
Saat mengetahui beberapa website yang menyerukan isu lingkungan seperti Waste4change.com dan teamupforimpact.org, kami langsung tertarik berpartisipasi. IndiHome sebagai provider internet semakin mempermudah usaha kami dalam mendistribusikan sampah dan turut serta ikut aksi menjaga lingkungan melalui internet. Masa pandemi yang sempat melanda membuat banyak orang terpisah jarak namun dengan mudah terhubung dengan layanan digital.
Aksi lingkungan yang saya ikuti, waste 4 change dan team up for impact |
Telkom Indonesia sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan internet mendukung tumbuhnya digitalisasi nasional dan platform digital yang cerdas dan berkelanjutan. Usaha kami untuk turut menjaga lingkungan selama pandemi menjadi semakin lancar dan mudah. Ternyata seru mengikuti aksi penyelamatan lingkungan melalui internet. Impact satu orang mungkin terasa kecil dan biasa saja, namun jika dilakukan bersama akan berdampak besar untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Semoga IndiHome sebagai penyedia layanan internetnya Indonesia tetap menjadi yang terdepan dalam mendukung gaya hidup berkelanjutan ya!
Baca juga : Team Up for Impact
Referensi :
https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1479252-dunia-hasilkan-92-juta-ton-limbah-tekstil-tiap-tahun