Cara Bahagia Bertumbuh Dengan Kesadaran Diri
Ternyata bertumbuh dan menjadi dewasa yang bahagia bisa diwujudkan melalui kesadaran diri. Bagaimana caranya?
Hai teman perjalananku, apa kabar?
Dalam postingan kali ini, aku ingin berbagi tips menjadi bahagia dengan kesadaran diri (awareness). Jadi bahagia itu sebenarnya merupakan pilihan hidup, hal yang bisa kita tentukan sekarang juga, bukan nanti-nanti. Bukan menunggu kaya, menunggu keadaan ideal seperti yang kita harapkan, bukan menunggu sudah memiliki pasangan atau punya anak dulu dan bukan juga saat nanti mendapatkan pekerjaan mapan.
Ilustrasi Inner Child Yang Tumbuh Tanpa Disadari
Mungkin ilustrasi cerita tentang inner child berikut bisa mempermudah teman-teman memahami kenapa kita tidak bahagia, kenapa kita tumbuh menjadi pribadi yang tidak kita inginkan?
Ada seorang anak bernama Zylo. Zylo tumbuh dalam keluarga pekerja keras yang super sibuk. Sebagai anak pertama dan memiliki beberapa saudara kandung membuat Zylo terkadang merasa terabaikan. Ia tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri ketika remaja, tapi tidak tahu penyebab kenapa demikian.
Zylo termasuk pendiam yang gampang overthinking kala itu. Ketidaknyamanan yang Zylo rasakan terkadang ikut mempengaruhi mood Zylo. Padahal teman Zylo lumayan banyak dan dia juga terlibat di beberapa kegiatan ekstrakurikuler termasuk saat kuliah.
Mood booster (pelecut semangat) Zylo kala itu adalah dengan menuliskan seluruh emosinya di buku, kemudian dia coret-coret sesuka hati dan akhirnya hasil coretan itu disobeknya lalu berakhir di tempat sampah.
Terkadang Zylo suka bertanya-tanya, mengapa hal tersebut terjadi. Zylo lalu menyelami masalah tersebut. Bermaksud mengurai dan mencari penyebab tetapi Zylo justru merasa semakin terpuruk dan terluka.
Zylo selalu merasa orangtuanya tidak adil, pilih kasih dengan anak-anaknya. Zylo merasa paling sering terkena amarah orangtua, terutama saat adiknya menangis dan mengadukan sesuatu yang belum tentu benar. Dia lalu bertanya dalam hati. "Apa salah saya? Kenapa orang tua tidak percaya sama saya? Adik menangis bukan karena saya tapi apalah daya", begitulah kira-kira apa yang sering Zylo pikirkan.
Lambat laun, Zylo jadi merasa apa yang dia pikirkan dan benar adanya. Orangtua memang benar-benar tak mempercayainya, Zylo merasa terpisahkan, tidak bisa dekat dengan adik-adiknya karena perasaan tidak disayangi. Lalu Zylo juga semakin jauh berubah dan sikap serta sifatnya justru menjadi semakin mirip dengan apa yang dibencinya selama ini. Tetapi tahukah teman-teman, apa yang menyebabkan perasaan Zylo jadi semakin buruk, semakin merasa tidak disayangi, semakin merasa tidak percaya diri?
Jawabannya adalah prasangka yang ia bangun sendiri. Prasangka yang muncul dari luar diri, berasal dari keadaan sekitar. Berasal dari orangtua yang mungkin sedang panik, mengasuh dalam ketakutan dan amarah. Dan hal inilah yang kerap memicu inner child, jiwa masa kecil yang masih terjebak dalam diri yang dewasa akibat masa lalu yang bisa jadi tidak menyenangkan. Nah solusi untuk kisah Zylo ini akan saya bahas setelah part berikut.
Buku Tentang Inner Child
Saya sendiri paling suka membaca buku motivasi. Mulai dari buku Stephen dan Sean Covey tentang seven habit yang cukup populer, buku Anthony Robin tentang Giant Step-nya, lalu buku-buku tentang Law of Attraction terutama milik Ronda Byrne. Ippho Santosa dan pak Adi W Gunawan juga menuliskan tentang Law of attraction ini tetapi dalam bahasan keuangan, menjadikan diri sebagai magnet rejeki.
Setelah menikah dan punya anak, saya lebih banyak membaca buku tentang parenting, termasuk soal inner child. Ada beberapa buku tentang inner child yang saya ketahui, antara lain
1. Membasuh Luka Pengasuhan
Buku ini merupakan tulisan dari Febrianti Almeera dan Ulum A Saif. Beliau berdua merupakan pasangan suami istri, mentor dan founder sekolah rumah tangga yang nanti bisa teman-teman cek di IG ya.
Kelas yang diadakan pasangan suami istri ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin belajar bagaimana menjadi suami atau istri yang tanggap pengasuhan. Mungkin begitu juga alasan dihadirkannya buku inner child ini. Dari judulnya saja, teman-teman pasti bisa mengira-ngira seperti apa isinya.
2. Pulih
Buku "Pulih" ini merupakan buku antologi yang diterbitkan IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis) dan berisi tentang perjalanan para teman-teman IIDN untuk bangkit dari masalah kesehatan mental.
Dipandu mba Intan Maria Lie, seorang praktisi psikologi, teman-teman yang berhasil bangkit dari masalah kesehatan mental menceritakan pengalamannya. Ada yang berhasil melepas belenggu inner child, melepaskan kepedihan kehilangan suami maupun tekanan orangtua.
Cuplikan buku ini pernah saya tuliskan dalam artikel saya berjudul Buku Pulih, Antologi Kesehatan Mental.
3. Luka Performa Bahagia
Buku yang ditulis mba Intan Maria Halim dan mas Adi Prayuda ini berisi pembahasan tentang inner child lebih mendalam.
Dalam buku Luka Performa Bahagia, kita diajarkan bagaimana mengatasi luka dengan kesadaran. Dilengkapi dengan gambar mandala untuk diwarnai dengan tujuan art therapy , melepas segala emosi melalui kegiatan mewarnai mandala cinta.
Seni mewarnai mandala bisa jadi sebuah proses healing, terapi penyembuh luka. Mandala ada beragam jenisnya, Dalam buku Luka Performa Bahagia, Mandala Cinta dipakai sebagai art therapy image : Canva |
Dari buku ini, saya belajar banyak bagaimana membasuh luka pengasuhan, reparenting inner child dan menumbuhkan self love sehingga lebih bahagia dan penuh syukur menjalani hidup. Saya merasa beruntung memiliki buku ini dan menjadi salah satu yang bisa memperoleh webinar inner child healing. Teman-teman juga bisa menyaksikan kelas inner child yang mba Intan dan mas Adi adakan ini melalui YouTube Ruang Pulih.
Untuk mendapatkan buku ini, teman-teman bisa order melalui saya juga lho. Melalui email priyani.kurniasari@gmail.com atau DM IG @sarieffe ya.
Cara Bahagia Dengan Diri Sendiri, Bertumbuh Dengan Kesadaran
Ternyata, dari buku-buku yang saya baca di atas, baik soal law of attraction, buku parenting tentang inner child dan beberapa buku motivasi ada keterkaitan satu sama lain. Semuanya berfokus pada bagaimana kita bersyukur terhadap apa yang kita punya sekarang sebelum meminta sesuatu dan dalam hal berbaik sangka baik dalam sadar maupun di alam bawah sadar kita. Ini pula yang menjelaskan bedanya meminta dengan feeling atau sekedar ucapan saja. Semesta mendekatkan seperti apa yang kita rasakan dan bukan mengabulkan apa yang kita paksakan.
Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya.( HR. Muslim)
Barangkali hadist yang membahas tentang prasangka di atas sudah sering teman-teman dengar. Tapi benarkah kita memahaminya secara utuh?
Apa yang dialami Zylo dalam kisah inner child-nya ini bermula dari kesadaran Zylo menolak dan marah terhadap apa yang terjadi padanya kemudian tanpa sadar Zylo terlalu menyelami masalahnya. Lalu Zylo mencari tahu dan membangun prasangka dengan kejadian yang dia alami. Zylo akhirnya beranggapan bahwa "dia tidak disayangi orantuanya".
Mba Fena Wijaya, seorang Life coach & Certified Facilitator Access Consciousness saat Parade 2 Innerchild Healing : Webinar Luka Performa Bahagia yang diadakan atas kerjasama Ruang Pulih, IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis) dan SEO Moms Community menjelaskan bahwa pikiran itu memiliki getaran energi. Dia akan menarik energi yang memiliki frekuensi yang sama dengannya, cara bekerjanya mirip magnet yang punya medan magnet.
Ketika Zylo berpikir orangtua tidak menyayanginya dan mungkin berdoa dengan kegalauan dan rasa sedih karena tidak disayangi, maka energi-energi negatif akibat tidak disayangilah yang justru mendekat. Zylo mengirimkan sinyal berupa ketidakbahagiaan karena tidak disayangi ke alam semesta, ke Allah SWT dan apa yang dia kirim itulah getaran yang dia pancarkan dan dia dapatkan kembali.
Pada saat berdoa dengan perasaan tersebut, tanpa disadari Zylo sedang menarik kejadian dan orang lain untuk melakukan sesuatu yang membuat perasaan itu nyata sehingga semakin memperkukuh keyakinannya dan membuktikan apa yang dia rasakan merupakan kebenaran.
Kalau dalam ilmu fisika, ini mirip Interferensi gelombang. Duh, jadi ke fisika nih, tapi simpelnya kalau ada gelombang dengan frekuensi sama berpadu jadinya akan semakin kuat. Perasaan tak berdaya, tidak disayangi Zylo jadi semakin kuat dan semakin benar. Lalu apa solusi untuk mencegah hal ini terjadi? Dan bagaimana cara bahagia yang benar?
Penyelesaian dari apa yang dialami Zylo ini masih ada kaitannya dengan sesi 1 Inner Child healing parade yang dibawakan pak Prasetya M Brata yang isinya kurang lebih tentang Tips Move On Dari Masa Lalu.
1. Sadari, Dari Orangtua Kita Belajar Sesuatu
Allah menciptakan dan mentakdirkan kita lahir dari orangtua dengan tujuan untuk belajar sesuatu dan tentunya beribadah kepada-NYA.
Sadari dan bedakan, kita pastinya menyayangi Orangtua, tetapi mungkin ada pola pengasuhan yang kurang kita suka.
Renungkan, apakah kesedihan dan amarah yang kita alami tersebut yang memang kita inginkan atau harapkan atau kebahagiaan yang sebenarnya kita harapkan?. Manakah kebenaran sejati dan realitas yang nampak seperti apa?
Contoh : ketika orangtua berteriak atau marah ketika menegur kita, meskipun realitas yang nampak adalah kemarahan mereka dan kesedihan kita karena dimarahi tetapi sejatinya kebenarannya adalah harapan orangtua untuk melindungi dan menyelamatkan anaknya dari perbuatan salah atau bahaya yang mendekat.
2. Clearing Statement
Clearing statement adalah proses menghapus masalah dalam diri yang selama ini menghalangi diri untuk bertumbuh lebih baik.
Manusia sebenarnya tumbuh dari kumpulan energi dan terkadang energi yang diserap tidak terlalu baik untuk diri.
Contoh mudahnya, ketika kita marah, benci, sedih, kecewa terhadap sesuatu (misal, sedih karena merasa tidak disayangi) apakah kesedihan itu milik kita atau karena pengaruh energi atau kesedihan, ketakutan dari orang tua ketika mendidik kita? Bisakah atau maukah kita membebaskan energi sedih dan ketakutan tersebut?
Contoh lain, ketika menghadiri pemakaman, kita juga ikut bersedih karena berada dalam lingkungan dengan energi kesedihan.
Seperti bangunan yang memiliki pondasi, setiap manusia memiliki kepercayaan yang ia bangun untuk hidup dan bersosialisasi dengan lingkungan. Terkadang apa yang kita yakini untuk membimbing jalan tidak sepenuhnya benar.
Dari clearing statement ini kita akan menyadari bahwa kita bukanlah korban tetapi pribadi utuh yang punya potensi menjadi lebih baik untuk bertumbuh dan belajar dari berbagai kejadian yang menimpaku kita. Saat sesuatu terjadi pada kita, kita punya pilihan untuk menuntaskan tantangan dan menyelesaikan setiap peristiwa yang menghampiri dengan mengambil tanggung jawab, bukan menanti atau menuntut orang lain untuk merubahnya menjadi baik.
QS Ibrahim 7 tentang rasa syukur melipatgandakan kebahagiaan |
Saya jadi ingat satu ayat dalam QS Ibrahim Ayat 7 tentang rasa syukur. Dalam ayat tersebut dijelaskan bagaimana Allah akan melipatgandakan kenikmatan orang yang bersyukur. Seperti penjelasan di atas, ketika kita bersyukur, maka semesta akan menarik hal-hal dan orang-orang yang menambah rasa syukur kita sehingga rasa bahagia tersebut akan berlipat-lipat tanpa ada embel-embel harus kaya, mapan, punya anak maupun punya pasangan terlebih dahulu.
Dari sesi webinar bersama mba Fena Wijaya, saya makin paham bahwa sebenarnya kunci bahagia dengan diri sendiri itu ada pada kesadaran kita secara utuh, untuk hadir dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab menjadi pribadi utuh yang penuh syukur. Semangat menginspirasi!!