Berwisata ke Candi Gedong Songo Ungaran Semarang
Berwisata ke Semarang dan sekitarnya, rasanya tak lengkap kalau tak berkunjung ke Candi Gedong Songo. Candi yang terletak di lereng Gunung Ungaran ini tak hanya menyajikan keindahan alamnya, tetapi spot foto instagramabel, kuliner nikmat khas Bandungan sekaligus belajar tentang sejarah peradaban Hindu di Indonesia.
Hai teman-teman, semoga tetap semangat dan sehat-sehat semuanya. Berkeliling ke berbagai tempat wisata memang menyenangkan. Rasanya sudah kangen jalan-jalan, tetapi pandemi belum mengijinkan.
Oiya, ada alternatif liburan yang bisa dilakukan di rumah. Namanya virtual tour, menggunakan platform video conference seperti Google meet atau zoom. Aku pernah beberapa mengikuti piknik ini, antara lain Virtual tour Kota Lama Semarang , Kota Tua Jakarta dan beberapa Museum secara digital.
Ini perjalanan wisata dadakan kami ketika pandemi tahun 2020. Tujuan awalnya, ketika itu kami bermaksud menemukan lokasi pengrajin eceng gondok di sekitar Banyubiru sekaligus mampir ke Bukit Cinta untuk berswafoto. Tapi karena mungkin masih terlalu pagi ketika sampai Banyubiru, lokasi wisata tersebut masih tutup.
Akhirnya, sambil itung-itung untuk mengisi feed Instagram yang jarang di-update. Berangkat dengan naik motor, sekitar pukul 09.00 pagi sampailah kami di Bandungan untuk sarapan pagi di sekitar taman bunga Setia Aji. Lalu lanjut ngukur jalan..
Lokasi dan Harga Tiket
Candi yang berlokasi di Dusun Krajan Candi, Kecamatan Bandungan Ungaran Jawa Tengah ini berjarak sekitar 30 km dari Salatiga dan bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi sekitar 1 jam. Bagi temen-temen dari arah Semarang, lebih mudah menggunakan jalur dari terminal Bawen, sekitar 30 menit dari terminal.
Tiket masuknya cukup terjangkau, cukup merogoh 8000 rupiah saat weekday dan sepuluh ribu rupiah saat weekend. Turis asing dikenakan tarif berbeda dengan HTM 75000 rupiah. Kebetulan karena kami berempat berkunjung ke Gedong Songo saat hari Kamis, sehingga cukup menebus 24 ribu saja karena Tito masih di bawah 4 tahun, harga yang terjangkau kan? Letak candi yang berada di perbukitan lereng gunung Ungaran ini cukup tersembunyi sebenarnya, jalur kendaraan menuju ke area wisatapun lumayan menanjak.
Banyak pedagang tanaman hias yang kami temui sepanjang perjalanan menuju ke lokasi piknik ini. Jadi, teman-teman bisa jalan-jalan sekaligus membawa pulang tanaman hias dan peralatan berkebunnya.
Obyek Wisata di Dalam Candi Gedong Songo
Bagi teman-teman yang berencana tamasya, atau mengunjungi wisata bernuansa alam terbuka, Candi Gedong songo yang kami kunjungi Oktober 2020 silam sudah menerapkan standar protokol kesehatan. Pengunjung yang masuk sebelumnya telah diukur suhu tubuhnya kemudian disediakan wastafel yang cukup banyak untuk mencuci tangan sebelum memasuki area candi.
Apalagi karena area candi sangat luas, melewati bukit dan menuruni lembah (serasa jadi ninja Hatori, hehe) maka jarak antar sesama pelancong tetap aman terjaga. Untuk situasi kenaikan kasus seperti saat artikel ini aku tulis, pemerintah sedang menerapkan PPKM sehingga beberapa tempat wisata kembali ditutup untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 yang lebih parah, termasuk candi gedongsongo ini.
Candi ini dinamakan candi gedong songo karena dahulu memang terdapat 9 candi yang berada di kawasan perbukitan Dusun Candi ini, tetapi saat ini hanya tersisa 5 candi saja. Ada dua jalur yang bisa dilalui wisatawan, yaitu jalur utama dan jalur yang biasa dilalui kuda. Saran saya sih, sebaiknya teman-teman ambil jalan utama karena jalur kuda ini sedikit lebih terjal sekaligus dikelilingi aroma kurang sedap dari kotoran kuda dan sedikit becek. Oiya, kalau kiranya tidak kuat berjalan kaki, teman-teman bisa lho memanfaatkan jasa persewaan kuda yang bisa dipesan sesuai kebutuhan.
Candi I berada di area paling bawah, dengan bentuk persegi panjang berbilik dengan bentuk yang masih utuh. Tak banyak relief di sekeliling bangunan candi. Candi gedong I ini memiliki ketinggian sekitar 4-5 meter dengan pintu yang dilengkapi tangga masuk bilik menghadap ke timur. Berhias relief sulur dan padma (bunga).
Saat mengelilingi candi dan membaca papan informasi, saya tergugah mencari tahu apa yang dimaksud pradaksina patha yang digambarkan berada tepian belakang candi. Menurut historia.id, Pradaksina patha merupakan lantai tepian tempat melakukan ritual pradaksina (ritual mengelilingi candi searah jarum jam sebanyak tiga kali)
Meski matahari bersinar, udara di sekitar lumayan sejuk karena waktu itu sedikit mendung sekaligus posisinya berada di area pegunungan. Cocok bagi yang ingin menikmati pemandangan sekaligus ajang membakar kalori.
Setelah menemukan candi gedong I dan mengambil beberapa spot foto, kamipun melanjutkan perjalanan. Bersyukur anak-anak tak banyak mengeluh karena perjalanannya cukup melelahkan buat saya. Selain jalannya yang cukup jauh, menanjak, bobot saya yang bertambah selama bekerja dari rumah semakin membuat nafas beradu dan keringat bercucur.
Hehe, maklum ketika itu memang aktivitas di luar sangat jarang. Aktivitas padat merayap berubah jadi work from home, sehingga kaloripun jadi tersimpan dalam bentuk lemak. Setelah menyusuri hutan Pinus dan melewati Vanaprastha, semacam camping ground yang di dalamnya banyak spot instagramabel dan berjalan sekitar 500 meter, sampailah kami ke gedong 2.
Foto candi Gedong Songo Ungaran Semarang Dok. Pribadi |
Posisi bangunan gedong II ini agak curam karena berdekatan dengan lembah. Berdiri pada sebuah batur (tumpukan batu) berbentuk persegi. Kalau candi pertama menghadap ke barat, gedong kedua ini menghadap ke timur. Ditandai dengan pintu masuk biliknya yang berada di sebelah timur.
Di bagian atas pintu masuk, terdapat relief kalamakara. Kalamakara (hiasan berupa relief wajah raksasa dari binatang). Di bagian kanan kiri pintu, terdapat relung yang dihiasi relief kepala naga. Di depan candi terdapat bekas reruntuhan bangunan candi kecil yang diistilahkan sebagai candi Perwara (candi penjaga).
Tak jauh dari candi II ini terdapat candi gedong 3 yang bangunannya masih cukup lengkap. Terdapat 2 bangunan candi yang mengarah ke timur dan 1 bangunan candi yang mengarah ke barat. Sayangnya candi gedong 3 ini dikunci pagar dan pagar yang mengelilingi bangunan candi ketiga ini posisinya lumayan jauh dari kami sehingga saya tidak mengetahui secara dekat bagaimana bentuk bangunan dan bilik di dalamnya.
Di pertengahan masing-masing sisi kaki candi terdapat relung berisi arca Ganesha. Relung di candi bagian selatan, ada arca Ganesha bersila juga arca Batara Durga bertangan delapan.
Menurut catatan di papan informasi, pintu masuk ke dalam ruangan candi lumayan sempit. Pada bagian kiri dan kanan pintu bangunan sebelah utara terdapat relung berpagar arca Siwa yang sedang berdiri.
Menurut wikipedia, Siwa adalah salah satu Dewa yang digambarkan sebagai pelebur segala sesuatu agar kembali ke alam. Kalau kalian suka menikmati film India, Siwa biasanya juga dikenal sebagai Dewa Perusak. Dengan tarian dan ritualnya, Siwa meluluhlantakan, menyebabkan gempa dan bencana bagi manusia tetapi Siwa bukanlah Dewa yang jahat.
Saat kami akan melanjutkan perjalanan menuju candi IV, suara gemuruh terdengar yang ternyata berasal dari sumber mata air panas di bagian lembah candi. Mata air panas dengan kandungan belerang ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit tertentu seperti gatal-gatal dan rematik. Sayang, selama pandemi waktu itu pelayanan pemandian ini tutup sementara.
Di gedong 4 kami menemui beberapa candi Perwara di sekeliling candi utama, tetapi bentuk bangunannya sudah tidak lengkap dan hanya berhasil dipugar hingga kaki candi saja. Di dinding candi utamanya tidak ditemukan pahatan atau arca.
Mungkin karena banyak yang runtuh, candi gedong 4 dikelilingi pagar kawat tertutup |
Saat kami sampai di gedong V ini, kabut mulai turun dan udara semakin dingin padahal kala itu jam menunjuk pukul 11.30 WIB. Posisi matahari sedang di atas kepala, tetapi hangatnya kalah dengan hawa sejuk dan kabut yang menyelimuti.
Tak banyak yang saya ketahui dari bangunan kelima ini. Nah, di gedong lima (kedudukannya berada di puncak bukit) ini ternyata masih bisa dijumpai penjaja yang menjajakan minumannya juga. Jadi teman-teman tak perlu khawatir ketika kehabisan minuman selama perjalanan.
Setelah ke gedong V, kamipun bergegas turun karena langit semakin mendung. Ternyata di perjalanan turun kami sempat kehujanan. Beruntung ada tempat berteduh milik petani di area candi. Sebagian kawasan candi ini merupakan lahan perkebunan tanaman pangan milik dinas kehutanan yang digarap warga sekitar candi. Sepanjang jalan menurun, bisa ditemui beragam tanaman seperti daun bawang, kubis, dan tanaman kopi.
Langit mendung, menambah syahdu perjalanan turun ke pintu utama. Tampak pemandangan candi yang kecil dari sekeliling tanaman sayur dan kopi warga. Dok. Pribadi |
Rencana setelah ke candi adalah mengunjungi Ayana Gedongsongo yang berada dalam satu komplek wisata candi. Hanya saja saat itu masih gerimis dan adzan sudah berkumandang. Kamipun memutuskan mencari tempat shalat dan istirahat.
Selain menawarkan keindahan wisata alamnya, di candi gedongsongo ini kita juga bisa belajar sejarah sekaligus berburu kuliner nikmat seperti sate kelinci yang berlokasi di pusat oleh-oleh. Pusat oleh-oleh ini berada di keluar candi gedong songo.
Kalau mau berburu penganan khas, di pasar Bandungan terdapat penjual jadah goreng legendaris yang selalu ramai pembeli, juga susu kedelai dan tahu sutra om Shin yang jadi ikon jajan khas Bandungan.
Spot Wisata Terdekat Dengan Candi Gedong Songo
Rasa-rasanya sayang kalau berkunjung ke candi gedong songo tanpa mampir ke beberapa lokasi wisata yang terkenal instagramable dan kece di Bandungan, teman-teman bisa mengunjungi
1. Ayanaz Gedongsongo
Ayanaz Gedong Songo berlokasi satu komplek dengan area wisata candi, tepatnya sekitar 150 m dari candi gedong I dan berada di lokasi persewaan kuda. Dengan tiket masuk 25.000 rupiah untuk dewasa dan 10.000 untuk anak-anak, teman-teman sudah bisa menikmati keindahan obyek selfie dengan beragam spot foto seperti balon udara, kursi santai di tengah kolam, hammock, rerumputan hijau, dan indahnya background pemandangan gunung.
wishlist bisa main main ke Ungaran dan aku belum pernah ke candi gedong songo sampe saat ini.
Wisata di ungaran sering wara wiri di sosmed, apalagi yang ayana emang sempet viral banget
Belum pernah aku berwisata ke candi gedong songo ini. Paling-paling ke candi Borobudur aja. Boleh deh kapan2 kalau ada kesempatan main2 ke sana...
Aaakk, mupeng banget jalan2 ke sini
pastinya seruuu bisa sekalian wisata candi dan mampir ke taman2 kece yg deket candi ini ya.
sementara, puas2in lihat poto dan baca artikel Kak Sari dulu aja lah :D
Moga jika kelak pandemi sudah reda, saya dan keluarga bisa ke tempat-tempat yang ada dalam tulisan ini. Dari dulu pengen banget bisa ke Semarang. Padahal dari Lamongan ya bisa ditempuh dengan bus langsung ke Semarang. Eh... tapi kesempatan untuk saya dan keluarga main ke sana masih belum ada juga sampai sekarang.
#Catet ah
Ternyata banyak destinasi wisata di sekitar Semarang ya?
Selama ini lempeng aja, cuma ngelewatin menuju Solo
Padahal bisa jalan jalan ke sini ya?
Seru sekali jika berlibur ke wisata budaya, suasana alamnya sejuk sekali, dan harga tiketnya juga sangat terjangkau
Saya ke Gedong Songo 5 tahun yang lalu. Kunjungan yang sangat menyenangkan karena kami bisa mencapai Candi V sambil gendong bayi, tanpa naik kuda sama sekali :)
Kalau ke sana harus sambil berdoa, semoga nggak turun hujan. Mana dateng ke sana pas waktunya mendung pula :)
Beberapa kali ke Semarang namun saya baru tahu kalo di sana ada wisata candi juga, pernah dengar nama Gedong Songo tapi nggak kepikiran kalau itu nama sebuah candi.
Duuuhh, beberapa kali main ke Semarang malah belum sempet main ke Gedong Songo. Semoga setelah pandemi berlalu, dikasi kesempatan buat main ke sana. Aminnnn
Belum pernah wisata ke candi gedongsongo.
Dan ragam tempat yang bisa di datangi ada banyak yaah..
Jadi seharian bisa berjalan-jalan di area wisata Candi Gedongsongo.
Saya ke candi hanya di dua destinasi candi Borobudur dan candi Prambanan. aja. Semoga berkesempatan bisa main ke destinasi ini. Aamiin