Mengajarkan Anak Cara Mengurangi Sampah Plastik
Sampah adalah tanggung jawab kita, Mengurangi sampah plastik mungkin bisa jadi langkah awal kita dalam menerapkan hidup minim sampah ( zero waste). Meski sebenarnya makna minim sampah ini sangat luas, gak cuma sampah anorganik seperti plastik dan kaca tetapi juga sampah organik seperti sisa sayur yang tidak dimasak.
Sampah organik adalah sampah yang bisa terurai melalui proses pembusukan oleh bantuan hewan pengurai. Contoh sampah organik adalah sisa sayuran, kulit buah, tulang, dan cangkang telur. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit bahkan tidak bisa terurai oleh hewan pengurai. Sampah jenis ini jika tidak diproses dengan benar akan menimbulkan kerugian lebih besar seperti menumpuknya sampah kresek, sedotan, botol minuman, bungkus sachet sampo dan lainnya.
Meskipun tak menimbulkan kerugian sebesar sampah anorganik, tetapi sampah organik juga menyumbang bermacam permasalahan seperti pencemaran udara yang disebabkan oleh proses pembusukan sampah, pencemaran air yang berasal dari air lindi sisa pembusukan dan ikut menyumbang perubahan iklim yang disebabkan menumpuknya gas yang dihasilkan oleh pembusukan ini di atmosfer.
Perlu peran seluruh aspek untuk mengatasinya, tetapi yang paling mudah kita bisa memulainya dari rumah. Tetapi tentu mengedukasi anak dalam menangani sampah ini berbeda dengan orang dewasa. Lalu bagaimana mengajarkan ke anak cara mengurangi sampah terutama sampah plastik?
Tujuan Mengurangi Sampah
Ada beberapa tujuan mengapa baiknya kita mengelola sampah dan barang yang kita konsumsi
1. Agar Tidak Mencemari Lingkungan
Banyaknya limbah atau sampah baik dalam rumah tangga maupun industri berakibat pencemaran baik tanah, air maupun udara.
Sebagai contoh : Sampah di landfill menimbulkan bau yang kurang sedap, sampah yang menumpuk ini sekaligus mencemari tanah dan kualitas air di lingkungan sekitarnya. Bahkan pernah menelan korban jiwa seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah tahun 2005.
2. Mengurangi Global Warming
Sampah pertanian dan peternakan pada umumya mengandung gas metana (CH4) yang ikut menyumbang masalah terkait pemanasan global terutama efek rumah kaca. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metana dan freon ini mengakibatkan bumi terhalang melepas panas yang diterima dari radiasi sinar matahari sehingga panas terjebak dalam bumi. Akibatnya suhu global meningkat. Usaha mengolah dan mengurangi sampah secara bijak berarti turut membantu mengurangi masalah terkait isu perubahan iklim.
3. Mengurangi Beban Petugas Kebersihan
Sampah yang berasal dari rumah sebenarnya melewati proses yang panjang untuk sampai ke tempat pembuangan akhir (landfill). Dalam distribusinya sampah akan lebih mudah dipilah oleh petugas kebersihan minimal ketika kita memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Tetapi akan lebih baik jika sampah dari rumah tangga dapat ditekan, terutama sampah organik yang menimbulkan bau tak sedap dan menghasilkan senyawa gas penyumbang global warming.
Mengajarkan Anak Cara Mengurangi Sampah Plastik
Sebagai seorang yang sedang belajar meminimalisir sampah, ini menjadi semacam tantangan. Meski pelajaran meminimalisir sampah terutama makanan sudah diajarkan dari kecil, tetapi untuk benar-benar bisa lepas dari sampah plastik ini butuh perjuangan besar. Pasalnya, saya belum secara total berzero waste.
Beberapa hal yang sudah kami lakukan adalah tidak menyisakan makanan, mengolah nasi dengan menjemurnya, diet tisue dan mengurangi jajan di luar. Sejak membaca buku tentang gaya hidup minimalis karya Fumio Sasaki, mengikuti beberapa kulwap minim sampah dan isu perubahan iklim ternyata ada gaya hidup kita yang memang perlu diperbaiki.
Seperti kata mba Dwi Sasetyaningtyas dalam bukunya Sustaination, belajar mengelola sampah bisa dimulai dari saat kita memutuskan akan berbelanja. Misal kita belanja dimana, belanja apa dan dimanfaatkan untuk apa saja? Benarkah apa yang akan kita belanjakan nanti terpakai seluruhnya atau hanya keinginan saja?
Baca juga Menjadi ibu rumah tangga minimalis
Langkah yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengurangi sampah dari lingkup keluarga. Dari beberapa referensi yang saya baca, ada beberapa cara mengedukasi anak agar ikut berpartisipasi mengurangi sampah plastik ini, antara lain
1. Bawakan bekal
Cara paling sederhana mengurangi sampah di sekolah adalah dengan membawakan anak bekal makanan dan minuman dari rumah. Bekal makanan yang saya maksudkan bukan bekal makanan atau minuman berkemasan tetapi bekal seperti nasi, roti atau makanan sehat lainnya dan minuman dalam tumbler dari rumah. Selain memastikan kebersihan makanan dan minuman yang anak konsumsi di sekolah, hal ini juga mengajarkan anak mengurangi sampah plastik sekaligus berhemat.
2. Berkreasi Dengan Daur Ulang Sampah Plastik
Hasil daur ulang ember cat Dok. pribadi |
Ajak anak berkreasi dengan mendaur ulang kemasan seperti botol bedak, air mineral dan susu, ember cat atau karton minuman. Kita bisa mengkreasikannya menjadi kerajinan buatan sendiri (DIY). Ada banyak ide kreasi kerajinan dari limbah plastik yang teman-teman bisa cari dari internet seperti untuk tempat pensil, kap lampu, ember pot, celengan dan wadah food preparation. Selain anak menjadi kreatif, berkreasi bareng anak bisa jadi momen membangun kedekatan ke anak.
3. Ajak anak berdiskusi
Ceritakan kepada anak dampak yang ditimbulkan akibat sampah sekaligus ajak berdiskusi bagaimana cara mengurangi sampah. Teman-teman juga bisa menunjukkan contoh langsung di lingkungan atau melalui video yutub dan instagram tentang gaya hidup minim sampah . Ada banyak akun instagram yang mengedukasi perihal zero waste lifestyle ini seperti
- DK Wardhani @dkwardhani
- Sustaination @sustaination
- OFI simple living @flysophia
- Cerita bareng krisis iklim @cerita.iklim
- Saya pilih bumi @sayapilihbumi
- Eko @eko.hub.id
- Sasetyaningtyas @sasetyaningtyas
- Siska Nirmala @zerowasteadventure
- Komunitas Electrical waste RJ @ewasterj
Atau teman-teman bisa ajak anak bergabung dalam komunitas peduli lingkungan. Di Salatiga bahkan ada pusat edukasi dan kreasi daur ulang sampah bernama ijo lumut . Sebelum pandemi ijo lumut bahkan mengedukasi anak-anak melalui pengamatan langsung di TPA Ngronggo Salatiga.
4. Ajarkan anak memilih makanan secara sadar
Cara sederhana ini bisa jadi langkah awal mengurangi sampah seperti memilih es krim cone daripada es krim dalam kemasan cup, menghindari konsumsi permen karet yang residunya sulit diurai, menolak memakai sedotan plastik dan memilih membawa peralatan makan sendiri saat jajan di luar.
5. Buat Family Project
Composting dengan sisa sayur pertama kalinya dan gagal karena kecampur air. Harusnya hasil composting tidak berbau |
Family project ini bisa teman-teman jadwalkan misal saat akhir pekan dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat seperti belajar merawat tanaman, belajar membuat kompos dari limbah sayur, proyek membuat eco enzyme.
Teman-teman juga bisa melatih anak mengurangi sampah misal saat piknik, seperti yang dilakukan mbak siska Nirmala dalam bukunya berjudul Zero Waste Adventure. Saat jalan-jalan kita bisa membawa perbekalan seperti minuman dan makanan sendiri dan sebisa mungkin tidak meninggalkan sampah plastik.
Nah, itu tadi beberapa cara mengajarkan ke anak mengurangi sampah plastik. Buat teman-teman yang sudah berproses mengurangi sampah,bagi kisah kalian dan langkah apa saja yang sudah kalian lakukan di kolom komentar yaa..