Merdeka Belajar : Konsep Pendidikan dari Ki Hajar Dewantara
Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Untuk mengenang jasa pejuang kemerdekaan serta memupuk Jiwa Pahlawan kali ini aku akan membahas tentang Konsep Merdeka Belajar dari Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang jauh lebih dulu disampaikan Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara.
Masa depan bangsa ternyata bukan saja bergantung dari peran orangtua dalam mendidik anaknya di rumah tetapi juga keterlibatan guru di sekolah yang menanamkan nilai kedisiplinan, budi pekerti dan ilmu kepada generasi penerus kita nanti. Dalam pelaksanaannya ternyata menjadi guru tak semudah yang kebanyakan orang lain pahami. Banyak yang beranggapan bahwa :
Seringkali orangtua terlalu banyak menuntut dan memaksakan sebuah pemikiran kepada anak, terlalu banyak mengatur dan menjejalkan pendapat termasuk dalam hal belajar dan memilih cita-cita. Apakah ini yang dinamakan merdeka?
Ada 3 pemikiran Ki Hajar Dewantara yang saya kutip dari pidato ibu Septi Peni Wulandani dari video diatas. Merdeka Belajar yang seharusnya dimiliki anak :
Baca juga : 3 Macam Gaya Belajar Anak
Akhirnya saya jadi teringat sesuatu, bahwa kadang kita terlalu banyak memaksakan sebuah pemikiran, menjadikan anak tertekan karena belajar. Lupa bagaimana gaya belajar anak. Tugas kita saat ini adalah bagaimana menemukan cara agar anak selalu senang ketika akan belajar sesuai dengan gaya belajar dan lingkungan tempat ia tumbuh. Merdeka !!
Referensi :
Video YouTube Ibu Profesional mengenai Kemerdekaan Belajar Anak.
https://www.finansialku.com/hari-pendidikan-nasional-ki-hajar-dewantara/
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/merdeka-belajar
Konsep Merdeka Belajar Nadiem Makarim
Tugas guru sebagai pendidik sekaligus pengajar bukan saja termulia tetapi juga yang tersulit.(Nadiem Makarim)
1. Pekerjaan guru itu mudah
Pemikiran ini tak sepenuhnya benar. Bahkan ada yang berpendapat, Enak ya jadi guru, ketika libur sekolah, guru ikut libur apalagi jam kerja guru tak sepanjang orang bekerja di kantor. Memang diakui bahwa pekerjaan sebagai pengajar membuat guru menjadi awet muda apalagi guru TK tentunya, namun dibalik itu ada amanah besar selain mencerdaskan bangsa yaitu mendidik dan mencetak generasi penerus yang berbudi pekerti luhur. Tentu ini bukan tugas yang mudah kan?2. Waktu Bekerja Guru Relatif Lebih Pendek Daripada Pekerja Kantoran
Benarkah anggapan demikian ? saat menjadi pengajar SDIT dan tutor bimbingan belajar, banyak yang beranggapan bahwa tiap hari akan punya banyak waktu di rumah. Dalam kenyataannya, sebenarnya kita hanya mengubah jam kerja. Di pagi hingga siang lalu dilanjutkan malam hari untuk belajar , menyiapkan rencana mengajar dan terkadang masih ditambah mengoreki tugas siswa yang belum terselesaikan di sekolah tentunya.Tugas membuat RPP (Rencana Program Pembelajaran) menjadi beban tersendiri karena mau tak mau hal tersebut merenggut weekend saya kala itu untuk mempersiapkan apa yang akan saya ajarkan seminggu kedepannya. Tujuan utama sebenarnya hanya satu, memenuhi tututan administrasi di sekolah. Padahal disamping membuat RPP sebetulnya saya juga membuat daily plan, semacam bagan dan ringkasan mengajar yg saya tulis di satu halaman buku. Ini cukup membantu dalam mempelajari materi yang akan diajarkan sekaligus menjelaskan dan menekankan hal yang penting untuk siswa.
Selain guru, siswa yang selama ini belajar juga ternyata memiliki berbagai permasalahannya. Mulai dari kegiatan belajar yang selalu di dalam kelas, terlalu banyak tugas dan tekesan membosankan bahkan dinilai monoton. Karena alasan tersebut, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memiliki program baru bernama Merdeka Belajar.
Merdeka Belajar bisa diartikan proses mandiri untuk memahami sesuatu melalui berbagai pengalaman mendengar, melihat, berbicara, menulis, merasakan dan memahami dengan tujuan mengubah ketidaktahuan dengan cara yang menyenangkan untuk mendapatkan ilmu dan mengubah tingkah laku.
Baca juga : Review Ide Bermain Chais Play
3. Tugas Guru Lebih Ringan
Padahal nyatanya, menjadi guru meskipun memang mulia bahkan didoakan semesta tugasnya tak seringan yang dipahami. Selain mengajarkan ilmu, guru juga bertugas mendidik dan mengajarkan adab yang baik kepada siswanya sehingga tanggung jawab guru bukan hanya kepada orangtua atau wali dan kepala sekolah tetapi juga kepada Allah SWT. Belum lagi ada Sebagian orangtua yang benar-benar memasrahkan putra-putrinya guru di sekolah tanpa mengimbanginya dengan pola didikan yang baik di rumah.Selain guru, siswa yang selama ini belajar juga ternyata memiliki berbagai permasalahannya. Mulai dari kegiatan belajar yang selalu di dalam kelas, terlalu banyak tugas dan tekesan membosankan bahkan dinilai monoton. Karena alasan tersebut, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memiliki program baru bernama Merdeka Belajar.
Merdeka Belajar bisa diartikan proses mandiri untuk memahami sesuatu melalui berbagai pengalaman mendengar, melihat, berbicara, menulis, merasakan dan memahami dengan tujuan mengubah ketidaktahuan dengan cara yang menyenangkan untuk mendapatkan ilmu dan mengubah tingkah laku.
4 Program Merdeka Belajar Nadiem Makarim
Ada 4 Program Merdeka Belajar yang dijalankan di tahun ajaran 2020/2021 ini, antara lain :1. Penghapusan UN
Tujuan UN yang mengaju pada standar kompetensi lulusan digantikan dengan asesmen kompetensi minimun dan survey karakter yang dapat disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan masing-masing daerah.2. USBN
Standar kompetensi masing-masing sekolah tidak lagi berbentuk ujian tetapi digantikan dengan tes tertulis, portofolio, dan tugas kelompok maupun karya tulis.3. RPP Dipersingkat
Saya pribadi lebih menyukai day plan dengan membuat sketsa apa saja yang akan saya ajarkan esok hari ketimbang melengkapi RPP yang harus ditulis mendetail hingga berlembar-lembar. Dan kini RPP yang singkat dan efisien sudah diterapkan.4. Zonasi PPDB yang Lebih fleksibel
Di tahun 2020 ini kuota pendaftaran untuk jalur prestasi ditingkatkan dari yang semula 15% menjadi 30%. Itu artinya bagi yang berprestasi tetap punya peluang memasuki sekolah yang difavoritkan.Baca juga : Review Ide Bermain Chais Play
Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara
Sebelum Pak Menteri Nadiem Anwar Makarim, ternyata ada yang lebih dahulu mengenalkan konsep Merdeka Belajar. Beliau adalah Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Pendiri Taman Siswa Yogyakarta yang pernah menjabat sebagai Menteri Pengajaran Era Presiden Soekarno ini memegang teguh tentang apa prinsip kemerdekaan belajar.Seringkali orangtua terlalu banyak menuntut dan memaksakan sebuah pemikiran kepada anak, terlalu banyak mengatur dan menjejalkan pendapat termasuk dalam hal belajar dan memilih cita-cita. Apakah ini yang dinamakan merdeka?
Merdeka Belajar , disampaikan Ibu Septi Peni Wulandani di Hari Kemerdekaan RI ke-75
Ada 3 pemikiran Ki Hajar Dewantara yang saya kutip dari pidato ibu Septi Peni Wulandani dari video diatas. Merdeka Belajar yang seharusnya dimiliki anak :
1. Berdiri sediri
Peran orang tua disini hanyalah sebagai pendamping, anak sebagai subyek belajar dan bukan obyek sehingga bebas memilih dan apa yang ingin ia pelajari dan bagaimana gaya belajar yang ia pilih. Anak-anak memiliki kebebasan berpikir untuk apa belajar dan memiliki inisiatif dalam menemukan pengetahuan.2. Tidak bergantung pada orang lain
Jiwa anak-anak yang suka bermain dan menjadikan segala sesuatu yang didekatnya menjadi sebuah permainan. Bahkan anak terbiasa belajar dari kegiatan bermain itu dan menemukan berbagai benda di sekitar menjadikannya alat bermain sekaligus belajar. Tugas Orangtua bukan mengatur dan menjejalkan konsep tapi mendorong anak untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang ingin ia ketahui jawabannya.Salah satu gagasan Ki Hajar Dewantara tentang semangat saling membantu dalam memajukan pengetahuan |
3. Dapat mengatur diri sendiri sesuai gaya belajar dan lingkungan ia tumbuh
Setiap anak memiliki kebebasan untuk menentukan jadwal belajar sesuai dengan kebutuhan. Kewajiban orang tua adalah memupuk rasa ingin tahunya, mendorong anak untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan, bisa melalui buku, internet, alam sekitar dan lingkungan. Dukung daya kreativitas dan bekali dengan adab yang baik dalam menuntut ilmu.Baca juga : 3 Macam Gaya Belajar Anak
Kemerdekaan Hendaknya Dikenakan Terhadap Cara Anak-anak Berpikir
Ki Hajar Dewantara
Referensi :
Video YouTube Ibu Profesional mengenai Kemerdekaan Belajar Anak.
https://www.finansialku.com/hari-pendidikan-nasional-ki-hajar-dewantara/
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/merdeka-belajar
makasih ya ka sharenya.. sangat bermanfaat nih biar belajar semakin semangat walaupun usia sudah tak muda lagi hehee
Sama2 kak Vika
Alhamdulillah banyak ilmu dari guru hebat.. terimakasih