Tentang It's Okay To Not Be Okay, Dan Pesan Moral untuk Mencintai Diri

Drama korea It's Okay To Not Be Okay memberi kita banyak pesan moral. Self Love salah satu cara untuk self healing dari luka masa lalu yang berimbas pada kesehatan mental kita. Boleh kok kita sedih, marah, dalam suasana hati yang tidak baik bahkan menjadi pribadi berbeda dan tak seperti kebanyakan orang.



Pesan moral It's okay to not be okay



Sedikit Sinopsis Drakor It's Okay To Not Be Okay



Sedikit cerita, film ini diawali Moon Kang Tae (diperankan  Kim Soo Hyun) seorang psikiatrik yang selalu berpindah-pindah Rumah Sakit tempatnya bekerja tiap musim semi untuk mengatasi trauma kakaknya, Moon Sang Tae (diperankan Oh Jung Se) yang menderita autis dan trauma melihat kupu-kupu semenjak ibunya meninggal.

Suatu hari, Gang Tae  bertemu dengan penulis Ko Moon Young ( Seo Yea Ji) seorang dengan psikopat ( gangguan perilaku yang destruktif dan merugikan orang-orang di sekitarnya). Pada akhirnya, Moon Young yang menyukai Gang Tae, mengikuti Gang Tae mengajar dongeng di Rumah Sakit Jiwa OK. Rumah sakit tempat Gang Tae bekerja dan lokasi dimana Ko Dae Hwan, ayah Moon Young yang sudah dianggapnya mati dirawat. 

Ayah Moon Young mengalami demensia (pikun) dan gangguan jiwa semenjak membunuh ibu Moon Young.
Moon Young dan Gang Tae akhirnya saling jatuh cinta. Asmara Gang Tae yang tumbuh dengan luka karena harus menjadi pelindung Sang Tae dan Moon Young dengan gangguan kepribadian yang mirip dengan ibunya menjadi semakin sulit karena berbagai pilihan yang menekan ego Gang Tae.

Klimaks film ini dimulai ketika Gang Tae, akhirnya mengetahui bahwa pembunuh ibu kandungnya adalah ibu kandung Moon Young. Seorang penulis dengan psycho (psikopat) yang ternyata masih hidup dan terus membayangi kehidupan Moon Young dan ayahnya dengan menyamar menjadi kepala perawat di RS Jiwa OK selama 20 tahun. 
Kepala perawat Park akhirnya dipidana akibat kesalahan-kesalahannya. Dan akhir dari film ini, masing-masing dari Gang Tae, Sang Tae dan Moon Young berusaha mewujudkan impian masing-masing. 

Sang Tae akhirnya menjadi seorang ilustrator yang mandiri dan tak lagi bergantung pada adiknya. Kang Tae akhirnya bahagia karena bisa memilih jalan hidupnya sendiri yaitu hidup bersama Moon Young dan Moon Young  yang merasa telah menemukan tuas pengamannya setiap kali akan meledak. 

Pesan Moral It's Okay To Not Be Okay


Banyak pesan moral terutama yang berkaitan dengan Kesehatan mental di film ini. Dan aku akan menuliskan sesuai dengan kacamata pribadiku yang juga tengah mengobati dan menyembuhkan luka inner child di masa lalu yaa

1. Mengendalikan Diri dengan benar


Mengendalikan diri dalam hal apapun termasuk ketika ingin marah, su'udzon (berprasangka buruk), dan bahkan menangis itu baik dalam porsinya yang pas. 

Kita boleh kok mengekspresikan perasaan sedih, marah, senang ataupun menangis ketika memang dibutuhkan. Misal : Marah ketika melihat prinsip kita dinodai. Dalam Al Qur'an bahkan kesabaran ada tingkatannya,
Isbiru - Wa Shobiru - Wa Robitu (Bersabar - Percaya - Pasrah). 

Dari tingkatan kesabaran itu akhirnya kita bisa memutuskan mana jalan terbaik yang harus dipilih. Di Drama Korea ini, Gang Tae adalah seorang yang memiliki pengendalian diri dan kontrol diri yang baik. Kita perlu memikirkan matang-matang sesuatu sebelum bertindak. Penyesalan seringkali hadir akibat kita lepas kontrol dan tak bisa mengendalikan diri.

Butterfly Hug, salah satu cara mengatasi kecemasan dan mengendalikan diri dengan menyimpangkan kedua tangan ke bahu sambil menepuk-nepuk.

2. Kita berhak Membahagiakan Diri Sebelum Membahagiakan Orang lain


Baik memang ketika kita punya harapan bisa membahagiakan orang lain. Tapi perlu disadari bahwa tugas utama kita juga butuh kebahagiaan. Jadi sebelum menebar kebahagiaan, berusahalah mengatasi hal yang  membuatmu sedih.

3.  Prasangka Kita Seringkali Salah


Di Buku Seni Bersikap Bodo Amat, Mark Manson pernah menyampaikan bahwa ingatan kita tentang masa lalu kadang salah. 

Seperti yang terjadi pada Gang Tae yang merasa tak disayangi dan harus menerima beban berat merawat Sang Tae kakaknya. Gang Tae bahkan pernah menginginkan Sang Tae mati saja karena cemburu dan merasa tak pernah diperhatikan seperti Sang Tae kakaknya. 

Padahal setelah dicermati, ternyata pikirannya salah. Ibu Gang Tae begitu bangga dan menyayanginya. Termasuk saat selalu makan Jjamppong, makanan pedas yang menjadi favorit Kang Tae saat mengunjungi pasar.


4.  Ketika Punya Masalah, Hadapi Bukan Hindari


Seringkali kita mental pengecut menjadikan kita mundur dan lari dari problema dan tanggung jawab. Tetapi bukannya masalah itu akan usai, kita hanya akan dibayangi beban dan rasa bersalah. Yang ada, kita hanya akan mendapati beban yang jauh lebih berat akibat mencari pelarian dan menumpuk masalah. Hadapi meski tak mudah, karena setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Setiap masalah pasti ada solusi. Tugas kita adalah terus berikhtiar mencari jalan keluarnya lewat berdoa dan melanjutkan hidup.

5. Orangtua Kadang Salah, Memaafkan Lebih Baik


Dalam proses mendidik dan membesarkan kita, kadang orangtua dengan ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan bisa saja mendidik kita dengan cara yang salah. Luka yang ditorehkan selama proses mendidik kadang masih terkenang dan berimbas pada kepribadian kita. Tak jarang inner child yang belum tuntas membuat kita tak bertumbuh dengan baik dan ingatan tentang lukanya masih tersimpan erat. Ada beberapa cara self healing agar jiwa kita tetap bisa bertumbuh dengan baik :

- Menyadari bahwa semua orang pernah berbuat kesalahan termasuk Orangtua kita
- Memaafkan kesalahan Orangtua kita
- Mengatasi trauma dengan menyampaikan perasaan kita dahulu dengan Orangtua atau dengan terapi diri sendiri ( self healing)



6. Self Love


Mencintai diri itu penting, termasuk pada segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Rasa insecure (tidak aman) ketika bersosialisasi sebaiknya diatasi dengan berusaha mencintai dan mensyukuri apa yang sudah kita miliki dan perjuangkan.


7. Jangan suka berbohong, Jujurlah pada Perasaanmu


Tak perlu membohongi diri sendiri dengan mengatakan bahwa kita bahagia kala bersedih atau merasa senang terhadap sesuatu yang kita benci. Membohongi diri hanya akan menambah beban psikis kita. Sikap terbaik adalah dengan jujur mengakui ketika sedih, senang ataupun kecewa lalu bangkit setiap sudah mengakui perasaan tersebut.

8. Jangan menilai orang dari kulit luarnya saja


Jadi inget film Tilik yang lagi hits karena Bu Tedjo itu. Kadang seseorang menilai sesuatu dari kulit luarnya saja, misal kita menganggap si A tak menyenangkan diajak berteman dan mengobrol. Padahal mungkin di balik itu si A memiliki banyak masalah yang dihadapi atau insecure berkumpul dengan banyak orang akibat trauma masa lalunya.

9. Anak adalah amanah, Didiklah Dengan Cara Yang Baik


Di film ini terselip kisah seorang Kwan Gi Do,anak  pejabat yang mengalami gangguan jiwa karena bodoh dan dikucilkan keluarganya, ada juga seorang dewasa yang terjebak dalam jiwa anak-anak akibat luka masa kecilnya yang kecewa karena tak mendapat perlindungan ayahnya ketika ibunya memukulnya. 

Ada pula Kang Tae yang merasa kurang diperhatikan orangtuanya dan Moon Young yang tumbuh dengan pengendalian diri yang kurang karena dididik seorang psikopat yang kejam. Janganlah menggantungkan harapan terlalu besar kepada anak, biarkan ia tumbuh dengan kemerdekaan yang dimilikinya. Didiklah dengan baik, doakan dan beri perhatian dengan porsi yang seimbang.


10. Jangan Lelah Berbuat Baik, Semuanya Akan Terbalaskan


Seperti Sang Tae yang kadang merasa hidupnya menyedihkan karena dibebani tanggung jawab merawat Sang Tae. Namun pada akhirnya semua kelelahan Kang Tae berbuah manis.

Kalau menurut kalian, pesan moral apa yang bisa didapatkan dari di ini, yuk tuliskan di kolom komentar yaa!
Terimakasih.

Next Post Previous Post
14 Comments
  • Ella Fitria
    Ella Fitria 1 September 2020 pukul 11.53

    Jadi pengen nonton drama korea ini deh, siapa tahu bisa dapat pesan moral lebih banyak lagi, hihi
    Soale lagi seneng liat film yg menyuguhkan pesan2 motivasi :D

    • Priyani Kurniasari
      Priyani Kurniasari 2 September 2020 pukul 15.13

      Sama mba, aku lihat film ini karena kebetulan review dari temen blogger bagus sih

  • Mei Daema
    Mei Daema 2 September 2020 pukul 19.48

    banyak yang cerita soal film ini bagus katanya, sayangnya aku belom nonton niy kak, jadi makin penasaran setelah baca artikel kak Sari, lihat pesan moralnya banyak juga ya bagus

  • Ciani
    Ciani 3 September 2020 pukul 09.13

    Aku belum jadi nonton filmnya, tapi baca ini kayaknya bagus sih. Drakor emang paling top dalam menyampaikan pesan yang dibalut drama, jadi ga pusing belajar hal baru, hhee.

  • Climate4life🌦️
    Climate4life🌦️ 4 September 2020 pukul 15.02

    Trims mb sudah membuatkan pesan moral dari drama tsb. Jadi reminder sebagai ortu nih

  • Arif Rudiantoro
    Arif Rudiantoro 6 September 2020 pukul 09.25

    Wah mantep kyaknya drama korea ini, kemaren pernah coba nonton filem korea horror yg bertema zomby ternyata bagus, ceritanya nggak ketebak hehe

  • Andina
    Andina 6 September 2020 pukul 23.49

    Cara kita berkomunikasi dan menyikapi masalah internal sendiri memang penting ya mbak. Jangan sampai ada yang ngeganjel gitu di batin, kalau nggak jadi penyakit. Kayanya bagus nih drakornya. Saya juga baca direkomendasiin oleh blogger lain

  • Muyassaroh
    Muyassaroh 7 September 2020 pukul 06.33

    Ternyata 'It's Okay To Not Be Okay' ini ada drakornya ya, Mbak..selama ini cuma sering lihat orang nyetatus begitu...hihi. Pesan moralnya dalem juga, kita berhak membahagiakan diri sendiri sebelum membahagiakan orang lain. Yang sering kita lupa...karena sibuk membahagiakan orang sampai lupa kebahagiaan sendiri. padahal, kalau kitanya bahagia, justru bisa lebih mudah membahagiakan orang terutama orang yang kita sayang...

  • Dyah KS
    Dyah KS 7 September 2020 pukul 16.59

    Aku pas nonton si pinggang semut itu mba, yng paje baju pink di RS. Yg nonton anakku sih. Tapi mmg pesannya bagus ya.

  • Maulinda Sari
    Maulinda Sari 7 September 2020 pukul 20.43

    Emang ya, drama ini banyak banget pesan moralnya. Terutama tentang hubungan orang tua dan anak. Paling suka scene nya sang tae. Apalagi pas dia nyuapin moon young yang lagi sedih2nya di tempat tidur. Kerasa banget kalau sang tae nerima moon young jadi adik nya.

  • Antung apriana
    Antung apriana 11 September 2020 pukul 08.57

    Aku juga nonton drama ini, mbak. Memang pesan moralnya banyak banget ya film ini

  • Halamansekolah.com
    Halamansekolah.com 18 September 2020 pukul 22.27

    Betul kak, apa yang kita pikirkan belum tentu terjadi, kadang kita terjebak pada pikiran kita sendiri yang buat iba, sedih padahal itu sebenarnya tidak ada ya.

  • Isdamayas
    Isdamayas 28 September 2020 pukul 06.46

    Pernah nonton ini tp endingnya doank. Ternyata begini ceritanya

    Btw, ulasannya masyaa Allah, bagus bgt, mbak. Jd melihat ke diri sendiri yg terkadamg lepas kontrol dan sedang mencoba mengendalikan diri dan husnuzon sm org lain.

  • Intun
    Intun 11 Oktober 2020 pukul 22.41

    Ku termotivasi langsing nya pemeran utama, semoga segera menyusul meski hanya kelingking ku aja yg sama ��

Add Comment
comment url