Tips Sehat Finansial, Pemasukan Kedua Perlukah?
Belajar Dari Pengalaman Keuangan Orang Lain
Di saat WFH
kemarin, sempat trending di twitter seorang karyawan bergaji 80 juta yang dirumahkan dan berakibat rumah tangganya berantakan
akibat pandemi ini.
Kesalahan utamanya karena selama ini gaya hidupnya tergolong tinggi dan minim simpanan.
Kisah lainnya yang juga trending adalah seorang programmer berpenghasilan 20
juta harus mengiba karena gajinya dipotong 50% oleh perusahaan. Sementara,
orang tersebut memiliki tanggungan cicilan mobil dan rumah sehingga dari pemasukan
tersebut tersisa lima ratus ribu yang tentu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan
sebulan, apalagi programmer tersebut tinggal di kota besar. Beberapa dari kita bahkan mulai prihatin
karena PHK bukan hanya dialami sekelompok orang tapi hampir di seluruh negara
merasakan dampak pandemic ini. Gerakan yang terbatas di luar membuat sebagian berpikir
bagaimana bisa bertahan, termasuk perekonomian rumah tangga saya.
Wabah
covid-19 ini dating berbarengan dengan masa kontrak kerja suami di kantor yang
habis. Untuk memperpanjangnya, suami terpaksa harus berpindah ke kantor baru
dan menunggu kurang lebih 2 bulan. Selama dua bulan tersebut otomatis kita
berhemat dan mencari peluang penghasilan. Belajar dari dua pengalaman diatas
dan bekal dari mengikuti webinar tentang Kesehatan mental dan keuangan akhirnya
kami menerapkan beberapa hal agar dapur tetap ngebul.
Tips Sehat Finansial Kala New Normal
Ada beberapa
tips sehat finansial yang aku dapatkan dari beberapa kali mengikuti kelas finansial yang aku terapkan dalam mengatur keuangan rumah tangga, apalagi saat postingan
ini aku tulis pemerintah mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial saat keadaan
belum aman sebetulnya. Istilah tersebut kita kenal sebagai new normal. Berikut yang
aku terapkan :
- Berperilaku waras
Di awal pandemi, kita mengenal istilah panic buying. Beberapa orang mengalami kepanikan dalam belanja karena ditakutkan kebutuhan yang mereka cari akan langka di pasar. Sempat terjadi lonjakan harga hand sanitizer dan masker bedah karena diburu. Beberapa bahkan membeli makanan instan dalam jumlah banyak, beberapa beralih berbelanja online. Hal yang sebenarnya lumrah menghadapi suatu kejadian di luar bayangan karena persebaran virus korona ini. Maka untuk mencapai sehat finansial kita tentu perlu menyehatkan mental baik soal sifat konsumtif maupun cara kita memahami uang itu sendiri. Yang pasti kebahagiaan bukan sekedar tentang berapa banyak gaji yang kita miliki tapi seberapa bijak kita memakainya untuk memenuhi kebutuhan.
- Berhemat
Ada beberapa cara untuk menghemat pengeluaran, antara lain
1. Berbelanja sesuai kebutuhan
Membuat list belanjaan selama sebulan akan membantu menghemat karena dengan begitu kita hanya fokus terhadap daftar belanja yang akan kita beli dan menghindari membeli sesuatu di luar kebutuhan.
Baca juga : Menghemat uang jajan anak
2. Merencanakan kas masuk dan keluar
Bicara sehat finansial ternyata tak sekedar mampu membuat list belanja, tetapi juga mampu membagi pemasukan untuk pos antara lain
- Kebutuhan bulanan
- Tagihan rutin seperti PDAM, PAM dan internet
- Angsuran hutang jika ada
- Tabungan dan Dana darurat
- Investasi jika sudah memungkinkan
Belajar investasi ternyata penting untuk jangka panjang |
Kalau begini sih alhamdulillah sudah bisa kulaksanakan sejak dahulu kala. Bukan hanya saat New Normal saja sih.
Mudah2an segalanya benar-benar kembali normal, bahkan lebih baik ya. Aamin..
kak, sepertinya link di anchor teks belum bisa mengarah ke web yg dituju deh hehehe...
memang siatuasi darurat begini harus dipersiapkan secara matang dari segi finansial ya :)