Menjelaskan Kematian pada Anak
Seperti biasa, kakak selalu menunggu ibu menidurkan adek sebelum dirinya juga minta ditemani. Sambil bercerita macam-macam tentang kegiatannya seharian, kadang kakak juga menanyakan peristiwa yang dialaminya sehari itu. Nah, tiba-tiba hari ini kakak bertanya hal yang cukup mengejutkan buat saya, yaitu perihal kematian. Tidak mudah menjelaskan apa itu kematian untuk anak berusia 4 tahun, karena perlu kata yang sederhana dan mudah dipahami. Buat saya, ini tantangan dan mau tak mau saya memutar otak untuk menjawabnya.
Definisi Kematian
Sesungguhnya, semua yang bernyawa pasti akan mati, begitu bunyi penggalan bunyi Ali Imran 185
Kematian dalam KBBI berarti sudah tak bernyawa, atau dalam hal ini telah terpisahnya ruh dari jasad seseorang yang menyebabkan semua organ tubuhnya berhenti bekerja.
Tak kaget sih untuk tahu alasan kenapa kakak bertanya tentang kematian. Ini terjadi karena beberapa kali kakak menjumpai tetangga dan saudara kami meninggal dunia juga kucing kesayangan tantenya yang mati karena diracun entah oleh siapa. Tapi, yang bikin saya terkejut sebenarnya, bagaimana menjawabnya dengan baik agar kakak paham apa itu kematian dan bagaimana menghadapinya.
Menjelaskan Kematian pada Anak
"Buk, apa ibuk sudah tua?"
"Iya, ibu sudah tua, kenapa mbak?"
" Kalau sudah tua, berarti nanti mati?"
" Semua orang bisa mati, bayi, anak yang sudah besar, ibu, bapak, embah, semua bisa mati.."
"Kalau ibuk mati, Uty sama siapa?"
Semua yang bernyawa pasti akan mati Source : canva |
Nah, di bagian ini tiba-tiba hati saya terasa ngilu. Bingung juga ya, menjelaskan darimana dulu. Dan, karena pertanyaan ini, saya lihat ada kekhawatiran pada dirinya karena kakak bertanya hingga tiga kali. Saya coba jawab pertanyaan kakak satu persatu. Yang pasti, ketika anak bertanya tentang kematian maka :
1. Jelaskan dengan tenang dan jangan membuatnya khawatir
Awal ketika saya menjawab pertanyaan terakhirnya adalah, nanti masih ada Tito dan bapak. Tapi tiba-tiba dia kembali khawatir dan menanyakan ulang pertanyaan tersebut. Sayapun menjawab, semua orang pasti akan mati dan kakak kembali menunjukkan kekhawatiran. Ternyata jawaban saya masih belum tepat dan menimbulkan kecemasan baginya. Akan lebih baik jika anak menerima jawaban bahwa ketika semua orang mati. Maka orang-orang yang berbuat baik akan dikumpulkan menjadi satu di surga Allah kelak. Tentu dengan jawaban demikian, hati anak akan lebih tenang dan menjadi lebih termotivasi untuk berbuat lebih baik. Sungguh, sebenarnya ini pertanyaan paling bagus untuk mengajarkan anak tentang tauhid, kematian, kehidupan dan bagaimana berbuat baik.
2. Jelaskan dengan benar dan jangan menghindarinya
Mengatakan bahwa orang yang meninggal dunia hanya pergi sementara kelihatannya kurang tepat untuk menjawab pertanyaan anak. Akan lebih tepat jika kita jelaskan bahwa ketika seseorang dipanggil Allah, maka orang tersebut tak akan kembali ke keluarganya dalam waktu dekat. Akan lebih baik jika kita sisipkan nilai tentang bagaimana anak Sholih mampu menjadi ladang pahala yang tak putus yang bisa diterima Orangtua meski telah meninggal dan mampu menjadi syafaat, menyelamatkan dan mengangkat orangtuanya agar bisa masuk Surga. Pun, jika anak bertanya dengan siapa dan bagaimana anak melakukan tugasnya ketika orangtuanya tiada, tentu lebih bijak jika orangtua menguatkan anak dan bukan membuatnya bersedih.
3. Kuatkan hatinya dan jangan menakutinya
Memahamkan akan keberadaan Allah yang menjadi sebaik-baiknya pelindung akan lebih baik ketimbang membuatnya berpikir bagaimana anak seusia itu diminta mandiri jika salah satu atau keduanya meninggal.
Manusia berasal dari tanah dan kembali ke tanah, dari pernyataan ini biasanya akan timbul pertanyaan bagaimana ketika kita dikubur atau betapa takutnya dimakamkan. Jika anak mengajukan pertanyaan kalau dirinyalah yang mati, maka kita bisa jelaskan amalan yang menjadi penerang di dalam kuburnya.
Semoga sedikit ilmu yang saya miliki bisa membantu, kalau kalian punya ide apa untuk menjelaskannya?