ODOP, wadah kreativitas penulis dan blogger
Gagal ketika mengikuti Ramadhan Writing Challenge Komunitas One Day One Post (ODOP) membuat saya makin penasaran bagaimana teman-teman menulis dengan konsisten termasuk fasilitas saya di matrikulasi IIP mba Alif Kiky Listiyati yang dengan beragam kesibukannya masih bisa konsisten menulis.
Akhirnya, ketika open recruitment ODOP dibuka, saya coba daftarkan diri. Dari kelas oprec yang berlangsung sekitar 8 Minggu tersebut saya coba konsisten menulis dan coba menyelesaikan tantangannya meski sering rapel posting artikel dan tugas karena buat saya, peran utama sebagai ibu memang saya utamakan dan saya bisa fokus menulis kala malam saat anak-anak dan suami sudah terlelap.
Setelah Oprec ODOP terselesaikan, mulailah saya memasuki kelas baru dimana saya fokuskan mengambil kelas non fiksi dengan harapan untuk memperbaiki tulisan sekaligus agar selalu semangat menulis. Bagi saya, mengikuti dan belajar bersama di komunitas membuat saya tersemangati untuk menulis. Jadilah ODOP tambatan hati yang saya pilih untuk benar-benar belajar menulis.
Saya bersyukur, sebagai anggota ODOP batch #7 ini saya mendapat banyak pelajaran berharga. Mulai dari bagaimana cara mengawali dan mengakhiri tulisan, memperbaiki blog hingga soal monetasi blog karena materi tersebut yang saya tunggu-tunggu tiap kali mengikuti kelas online.
Dari ODOP, saya mendapat banyak sekali pencerahan. Bagaimana akhirnya saya harus mengelola waktu, menyusun dan menulis artikel dengan cepat, hingga mencari dan menemukan ide yang tepat untuk di-posting di blog saya.
Meski dengan bahasa seadanya, saya berusaha konsisten tetap posting tulisan tiap minggunya dan kedepannya saya berharap agar tulisan yang saya posting di blog lebih enak dibaca. Semoga ODOP berkenan memberikan materi tentang PUEBI yang menurut saya penting dipelajari oleh seorang penulis baik blogger maupun pengarang. Satu lagi harapan saya ke ODOP, sebaiknya tugas Blogwalking yang dilakukan tak terlalu banyak karena di luar komunitas saya juga melakukan Blogwalking ke blog lain. Beberapa kali saya jumpai seorang teman yang sekedar memberi komentar seadanya dan komentar tersebut sama ke blog lainnya padahal esensi Blogwalking bukan sekedar berkunjung. Alangkah senangnya jika artikel yang kita posting dibaca dengan baik dan komentar yang diberikan sesuai dengan tema tulisan. Apalagi analitik google juga bisa menghitung lama waktu kunjungan dan menganalisis tulisan kita akan selesai terbaca dalam beberapa menit. Dengan membaca dengan benar, mengomentari sesuai isi tulisan tentunya akan membuat penulis merasa dihargai. Maaf juga kalau saya sering rapel Blogwalking dikarenakan membaca postingan blog buat saya menyita cukup waktu sehingga hanya bisa saya lakukan di waktu tertentu. Usul saya, Blogwalking tak perlu dilakukan tiap hari tapi dengan jadwal tertentu yang disepakati.
Bagaimanapun, ODOP terus berbenah dan saya selalu berharap bahwa ODOP selalu menjadi wadah bagi penulis newbie seperti saya maupun yang berpengalaman agar selalu konsisten menulis. Terimakasih ya ODOP..teruslah menjadi terbaik, tempat menyampaikan karya dan kreativitas bagi penulis. Saya optimis bersama ODOP.
Tulisan yang bagus. Masukan buat komunitas juga...
Terimakasih kak Wahid
Menulis memang paling enak di saat suasana hening sepi gitu ya, Mbak. Ide-ide bisa mengalir dengan cepat. Tapi, di manapun berada, kepikiran punya pekerjaan tulisan, aku selalu berusaha menuangkan ide tersebut dulu. Masalah editing belakangan. Jangan sampai ide tersebut malah terlupakan atau aku sendiri yang kemudian sudah nggak tertarik dengan ide tadi. Kan sayang banget kalau satu tulisan akhirnya nggak bisa dimulai.
Aku juga setuju membaca tulisan di blog teman-teman secara perlahan dan mendalami. Banyak banget lho informasi berharga yang aku dapat dari kegiatan blogwalking. Tapi jadi masukan juga buatku supaya membuat tulisan yang enak dibaca. Kan kalau teman blogwalking ke kita, kasihan jadi dipaksa membaca tulisan yang kurang cantik.
Bener mba, ide kadang tiba-tiba ngalir di tempat atau di saat tertentu dan baiknya memang segera dituangkan. Aku malah kadang terlupa mau nulis apa padahal paginya sudah muncul ide tapi tak langsung dituangkan