Capaian di tahun 2019 : Jurnal Syukurku
Semua yang terjadi tentu tak akan luput dari takdir-NYA. Kuucapkan alhamdulillah, di penghujung tahun ini ternyata banyak hal yang ternyata aku capai. Ternyata banyak yang berhasil kuwujudkan di tahun ini, apa sajakah? yuk simak
1. Bisa Rutin menulis di Blog
Aku tak pernah menyangka kalau aku bisa rutin mengisi blogku juga. Di akhir tahun lalu aku aktifkan blog ini dengan mengikuti challenge 30 day dari Blogger Perempuan Network namun aku tak mampu menyelesaikan menulis selama 30 hari tersebut karena beberapa hal. Alhamdulillah, kebiasaan nulis ini berhasil kuwujudkan setelah aku mengikuti open recruitment One Day One Post (ODOP) angkatan 7. Jadi ikut bangga menjadi bagian dari anggota ODOP.
2. Lulus Kelas Bunda Sayang
Sewaktu awal mengikuti perkuliahan Bunda SAyang Institut Ibu Profesional aku merasa tak yakin bisa berkomitmen dan menyelesaikan setiap tanntangan yang dilewati. Secara, setiap bulan minimal ada 10 hari tantangan yang harus aku selesaikan agar dapat lanjut ke level berikutnya.
1. Bisa Rutin menulis di Blog
Aku tak pernah menyangka kalau aku bisa rutin mengisi blogku juga. Di akhir tahun lalu aku aktifkan blog ini dengan mengikuti challenge 30 day dari Blogger Perempuan Network namun aku tak mampu menyelesaikan menulis selama 30 hari tersebut karena beberapa hal. Alhamdulillah, kebiasaan nulis ini berhasil kuwujudkan setelah aku mengikuti open recruitment One Day One Post (ODOP) angkatan 7. Jadi ikut bangga menjadi bagian dari anggota ODOP.
2. Lulus Kelas Bunda Sayang
Sewaktu awal mengikuti perkuliahan Bunda SAyang Institut Ibu Profesional aku merasa tak yakin bisa berkomitmen dan menyelesaikan setiap tanntangan yang dilewati. Secara, setiap bulan minimal ada 10 hari tantangan yang harus aku selesaikan agar dapat lanjut ke level berikutnya.
Ada 12 level yang berhasil aku lewati dan di bunda sayang kali ini aku berusaha menerapkan ilmu parenting yang aku peroleh dari Kelas Bunda Sayang ke anak pertamaku, Uty. Pengetahuan yang kudapatkan dari kelas ini beberapa sudah kuterapkan dalam keseharian dan dari ilmu yang kudapatkan disini aku berhasil mengelola dan mengatasi perasaan masa laluku karena inner child.
3. Berpenghasilan dari rumah
"Rejeki itu pasti, Kemuliaan dicari". Demikian kutipan yang aku ambil dari Bu Septi Peni Wulandani, Founder Institut Ibu Profesional. Awalnya aku sempat ragu memilih menjadi ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah setelah sebelumnya aku fokus mengajar tiap hari menjadi tutor di salah satu bimbingan belajar dan les privat.
3. Berpenghasilan dari rumah
"Rejeki itu pasti, Kemuliaan dicari". Demikian kutipan yang aku ambil dari Bu Septi Peni Wulandani, Founder Institut Ibu Profesional. Awalnya aku sempat ragu memilih menjadi ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah setelah sebelumnya aku fokus mengajar tiap hari menjadi tutor di salah satu bimbingan belajar dan les privat.
Aku hanya berpikir bagaimana bisa membersamai anak lebih banyak dan bekerja dari rumah. Jujur, aku sempat khawatir dari mana dan bagaimana memperoleh penghasilan tambahan meski dari rumah dan alhamdulillah Allah memberi jalan ketika kita berusaha sungguh-sungguh.
4. Berkomunitas
Karena aku sadar bahwa fungsi manusia seutuhnya adalah bermanfaat bagi sesama. Buatku, sebagai manusia yang Allah karuniakan akal dan fisik yang sempurna tentu lantas tidak membuat manusia menjadi utuh fungsinya sebelum ia juga bermanfaat bagi sesama.
4. Berkomunitas
Karena aku sadar bahwa fungsi manusia seutuhnya adalah bermanfaat bagi sesama. Buatku, sebagai manusia yang Allah karuniakan akal dan fisik yang sempurna tentu lantas tidak membuat manusia menjadi utuh fungsinya sebelum ia juga bermanfaat bagi sesama.
Oleh karena itu, aku berniat ikut berkomunitas dengan tujuan dapat berbagi dan memberi. Meski kontribusiku belum nyata saat ini karena ku lebih fokus ke urusan domestik terlebih dahulu, aku berharap kedepannya aku mampu aktif dalam peran-peran di masayarakat. Saat ini, aku tergabung sebagai member di beberapa komunitas berbasis online seperti Institut Ibu Profesional (IIP), One Day One Post (ODOP), Blogger Perempuan Network (BPN), Blogger GandjelRel dan beberapa komunitas lain.
5. Merutinkan beberapa kebiasaan positif
Sewaktu masih kuliah dan belum menikah, kebiasaan positif seperti berbagi, tilawah sekian halaman, ibadah sholat tambahan seperti rawatib, dhuha dan tahajud, serta mengikuti kajian sangat mudah kulakukan dan saat ini aku tengah berusaha mengembalikan kebiasaan positif tersebut dengan mentrigger diri agar bersemangat melakukan termasuk mengikuti komunitas yang positif pula.
6. Self Healing
Kusadari bahwa inner child itu sebetulnya jadi momok alias menghambat pengasuhan kita. Kok bisa? karena ketika kita belum sembuh atau belum mampu menerima setiap luka akibat kesalahan pengasuhan yang mungkin dilakukan orangtua kita tanpa disengaja ternyata bisa menyebabkan kita bertindak, berperilaku atau mengasuh dengan cara yang sama seperti yang dilakukan orangtua ke kita baik secara sadar maupun bawah kesadaran sehingga pengalaman buruk masa lalu tersebut memang seharusnya dituntaskan dan upaya satu-satunya bagiku adalah menerima dengan lapang serta memaafkan setiap yang terjadi.
5. Merutinkan beberapa kebiasaan positif
Sewaktu masih kuliah dan belum menikah, kebiasaan positif seperti berbagi, tilawah sekian halaman, ibadah sholat tambahan seperti rawatib, dhuha dan tahajud, serta mengikuti kajian sangat mudah kulakukan dan saat ini aku tengah berusaha mengembalikan kebiasaan positif tersebut dengan mentrigger diri agar bersemangat melakukan termasuk mengikuti komunitas yang positif pula.
6. Self Healing
Kusadari bahwa inner child itu sebetulnya jadi momok alias menghambat pengasuhan kita. Kok bisa? karena ketika kita belum sembuh atau belum mampu menerima setiap luka akibat kesalahan pengasuhan yang mungkin dilakukan orangtua kita tanpa disengaja ternyata bisa menyebabkan kita bertindak, berperilaku atau mengasuh dengan cara yang sama seperti yang dilakukan orangtua ke kita baik secara sadar maupun bawah kesadaran sehingga pengalaman buruk masa lalu tersebut memang seharusnya dituntaskan dan upaya satu-satunya bagiku adalah menerima dengan lapang serta memaafkan setiap yang terjadi.
Satu hal yang penting, bahwa semua yang terjadi ke diri kita, baik itu berupa luka, pengalaman kurang menyenangkan maupun keberhasilan yang kita alami semuanya memang telah digariskan oleh NYA. Dengan menyadari hal tersebut, akhirnya aku tersadar bahwa kita hanyalah manusia yang tak luput dari berbagai kesalahan.
Yang ada jika kita menganggap orangtua atau oranglain bersalah, maka justru beban tersebut akan menjadi penghambat bagi perubahan kita ke arah yang lebih positif. Perbanyak istighfar menyadari bahwa kita hanyalah manusia yang tak luput pula dari salah dan dosa.
Lalu, dengan menyadari dan menghitung-hitung nikmat Allah yang tak terhitung menjadikan kita lebih bersyukur dan bijak. tentu setiap orang memiliki capaian yang berbeda masing-masing, kalau kamu...apa capaianmu?
A.L.H.A.M.D.U.L.I.L.L.A.H
Lalu, dengan menyadari dan menghitung-hitung nikmat Allah yang tak terhitung menjadikan kita lebih bersyukur dan bijak. tentu setiap orang memiliki capaian yang berbeda masing-masing, kalau kamu...apa capaianmu?
Hebat kakakku, sangat pas sekali, keren
#semangat
Tulisannya menginspirasi aku mbaaakk
Makasih mba Maria...