Cerpen Anak 5 : Pengakuan
"Rudi, ibu mau tanya baik-baik, apa yang kamu lakukan siang ketika lomba memasak menu makan siang?" Tanya Bu Merry
"Saya membantu Ndaru mempersiapkan masakan dan membuang sampah Bu" ujar Rudi dengan tenang
"Apa yang kamu lakukan di depan aula tadi siang? Bu Merry melihat kamu berjalan ke arah tanaman pagar?"
" Hanya menyimpan uang saya Bu, tapi uangnya sudah hilang'.
Rudi dengan tenang menjawab pertanyaan Bu Merry tanpa menunjukkan perasaan bersalah.
"Apa bukti kalau itu uangmu?
" Saya membawa uang lembaran lima puluh ribuan dua yang diberikan Orangtua saya Bu"
Bu Wati yang baru saja menghampiri Nadia datang. Pak Hadi dan Bu Merry juga menanyakan perihal hilangnya uang Nadia.
"Saya masih ingat ciri-ciri uangnya Bu, ada huruf vokal AIUEO di pojok kanan atasnya Bu"
Bu Merry mengeluarkan uang dari saku jaket yang dikenakannya. Segera dibolak-balik uang tersebut. Dengan bantuan sorot lampu dari hp, Bu Merry mulai meneliti uang tersebut dengan seksama karena cahaya yang remang-remang kala itu. Betapa terkejutnya Bu Merry ketika mengetahui bahwa di ujung salah satu lembar lima puluhan tersebut memang ada tulisan seperti yang Nadia maksud.
Rudi yang tadi berwajah tenang mendadak berubah raut mukanya. Sambil menunduk, Rudi mengusap keningnya kala itu padahal malam itu langit lumayan cerah. Sudah pasti tidak ada penghalang yang menahan panas matahari yang membuat malam itu dingin.
Dengan wajah yang pucat pasi, Rudi akhirnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Nadia, Bu Merry, pak Hadi dan Bu Wati. Tanpa ditanya, Rudi juga mengakui bahwa ia yang mengambil uang iuran sekolah Nola kala itu. Rudi merasa bersalah, kebiasaannya bermain game online telah membuatnya hilang akal dan mengambil uang SPP Nola agar tetap bisa bermain berjam-jam di game center.