Merencanakan ulang hidup
Pernah merasa hidup buntu dan tak tahu kemana arah tujuan? Jangan-jangan selama hidup kita, kita hanya berpikir seperti air mengalir alias like a water flow. Iya kalau arah air mengalirnya dari hulu sampai ke laut, salah-salah mengalir ke (maaf) selokan, Ups.. Ini hanya gambaran kecil kalau kita tak merencanakan apapun dalam hidup. Pernah mendengar slogan, Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan? Kira-kira demikian kalau kita mengabaikan apa yang menjadi tujuan kita hidup.
Setiap manusia lahir membawa dua tujuan. Tujuan jangka pendek dan panjang. Dalam tujuan jangka panjang, manusia hidup dengan tujuan untuk beribadah kepadaNYA. Seperti yang tertulis dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 51, Tidaklah manusia dan jin diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah. Sehingga jelas tujuan jangka panjang kita adalah untuk beribadah kepada Allah. Sedang tujuan jangka pendeknya adalah tujuan manusia selama hidup seperti mencapai gelar, keahlian atau misi hidup tertentu.
Lalu jika kita telah paham ke mana arah tujuan kita, selanjutnya bagaimana kita memulai?
1. Tetapkan impian dan sasaran
Jangan takut bermimpi, kalau kata Bung Karno, bermimpi lah yang tinggi maka jika kau jatuh, kau akan terjatuh diantara bintang-bintang. Bermimpi itu gratis, kita bisa menetapkan impian dan menjadi seperti apa yang kita inginkan selama kita mau berusaha dan berdoa. Oya, jangan lupa tulis impianmu, atau bahkan akan lebih bagus jika disertai mindmap ya. Sehingga tujuan akhir kita akan lebih jelas. Jika mimpi sudah tertulis selanjutnya tugas kita adalah menetapkan sasaran. Misal, jika tujuan kita menjadi dokter atau programmer , maka sasaran kita adalah memiliki gelar sarjana kedokteran dan memenuhi tanggung jawab studi agar mendapat gelar dokter. Jika tujuan kita menjadi programmer, kita bisa belajar otodidak selama sekian tahun atau menempuh gelar kesarjanaan.
2. Kejar sasaran
Jika telah menetapkan sasaran, misal menjadi menjadi seorang blogger profesional atau ahli, maka minimal kita memiliki 10.000 jam terbang yang artinya kita harus belajar sekitar 14 jam per hari jika ingin menjadi profesional dalam kurun waktu 2 tahun dan
6,8 jam per hari jika ingin menjadi ahli atau profesional dalam waktu 4 tahun. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha dan yakin usaha kita berhasil, tentunya tetap dibarengi doa dan tawakkal.
3. Mengubah setiap kelemahan dan kegagalan menjadi kekuatan untuk bangkit
Kadang, terlalu banyak alasan adalah salah satu hal yang justru membuat kita menjadi tidak yakin dan akhirnya membuat kita gagal.
Contoh alasan yang dimaksud :
- Aku miskin, mana mungkin aku bisa kuliah?
- Aku kan ibu rumah tangga dengan segudang aktivitas, mana mungkin aku bisa jadi profesional ?
- Aku tak punya laptop, smartphone atau buku penunjang aku belajar, lalu bagaimana aku bisa?
Intinya, mulai saja..semesta akan mendukung dan mengikuti mimpimu..begitu kira-kira prof Yohanes Surya pernah berkata.
Bahkan dalam Al Quran juga telah disebutkan..bahwa Allah mengikuti persangkaan hambaNYA. Selama kita yakin, otak kita akan bekerja mengarahkan berbagai potensi di sekitar kita dan membuka jalan kemungkinan. Yakin dan terus berdoa.
4. Tawakkal dan berserah diri
Setelah semua sasaran ditetapkan, ada baiknya kita barengi usaha sungguh-sungguh kita dengan doa dan berserah diri. Bahwa Allah-lah segala pemilik rencana. Bahwa Allah-lah pemberi jawab terbaik dari usaha dan doa kita. Bahwa tiada daya dan Kekuatan selain Allah. Laa Haula walaa Quwwata Illa Billah..