Kegagalan dan Self Esteem
Pagi ini, ketika membuka timeline di Instagram saya menemukan inspirasi yang cukup bagus dari seorang pelukis bernama Seruni Bodjawati. Seruni Bodjawati adalah seorang pelukis muda berbakat yang lukisannya telah mendunia. Berbagai penghargaan nasional dan internasional diraihnya.
Lahir di kota Yogyakarta dari pasangan perupa dan dosen Sri Harjanto Sahid dan Wara Anindyah, bakat seninya telah mengalir semenjak Seruni kecil. Bahkan di usia 10 bulan, Seruni telah menghasilkan karya pertamanya dan sempat terdokumentasikan sang ayah yang juga pelukis.
Seruni bahkan pernah dinominasikan sebagai Wanita paling inspiratif majalah Kartini tahun 2012 dalam kategori seni dan budaya, mengalahkan nomine lain termasuk Agnes Monica. Bahkan di tahun 2015, Seruni terpilih menjadi Museum Ambassador Yogyakarta. Tentu sebuah prestasi yang membanggakan. Selain sebagai pelukis, Seruni ternyata juga menjadi dosen di salah satu Universitas dan menjadi penulis. Salah satu bukunya yang baru saja dirilis bersama Esthi Susanti Budiono berjudul "Perempuan-perempuan Menggugat".
Oiya, kembali ke tulisan inspiratifnya di laman Instagram, bahwa ternyata kegagalan itu juga dipengaruhi salah satunya oleh Self Esteem atau penghargaan terhadap diri sendiri. Seruni memaparkan bahwa dirinya gagal dalam melukis ketika setelah lama tidak gagal. Hal ini terjadi ketika Seruni membuat sketsa lukisannya yang baru saja 30 menit dibuatnya untuk dikritisi pelukis senior.
Lukisannya yang dinilai kurang bagus membuatnya merasa kurang percaya diri dan yakin dengan dirinya ketika coba menyelesaikan lukisannya tersebut. Alhasil, lukisan yang dibuatnya menjadi benar-benar dirasa kurang bagus dan dia menganggapnya sebagai kegagalan.
Ternyata, kepercayaan diri dan keyakinan itu sangat dibutuhkan seseorang yang ingin dirinya berhasil, baik di dalam karir maupun sesuatu yang ia perjuangkan. Menilik dari kisah Seruni tersebut, dapat disimpulkan bahwa kritikan itu sebenarnya baik, yang harus dihilangkan adalah kepercayaan diri kita menerima kritikan dan tetap positif setelahnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Lahir di kota Yogyakarta dari pasangan perupa dan dosen Sri Harjanto Sahid dan Wara Anindyah, bakat seninya telah mengalir semenjak Seruni kecil. Bahkan di usia 10 bulan, Seruni telah menghasilkan karya pertamanya dan sempat terdokumentasikan sang ayah yang juga pelukis.
Seruni saat kecil dan dewasa Sumber : Serunibodjawati.com |
Seruni bahkan pernah dinominasikan sebagai Wanita paling inspiratif majalah Kartini tahun 2012 dalam kategori seni dan budaya, mengalahkan nomine lain termasuk Agnes Monica. Bahkan di tahun 2015, Seruni terpilih menjadi Museum Ambassador Yogyakarta. Tentu sebuah prestasi yang membanggakan. Selain sebagai pelukis, Seruni ternyata juga menjadi dosen di salah satu Universitas dan menjadi penulis. Salah satu bukunya yang baru saja dirilis bersama Esthi Susanti Budiono berjudul "Perempuan-perempuan Menggugat".
Seruni dan Perempuan-perempuan Menggugat Sumber : IG Seruni |
Oiya, kembali ke tulisan inspiratifnya di laman Instagram, bahwa ternyata kegagalan itu juga dipengaruhi salah satunya oleh Self Esteem atau penghargaan terhadap diri sendiri. Seruni memaparkan bahwa dirinya gagal dalam melukis ketika setelah lama tidak gagal. Hal ini terjadi ketika Seruni membuat sketsa lukisannya yang baru saja 30 menit dibuatnya untuk dikritisi pelukis senior.
Lukisannya yang dinilai kurang bagus membuatnya merasa kurang percaya diri dan yakin dengan dirinya ketika coba menyelesaikan lukisannya tersebut. Alhasil, lukisan yang dibuatnya menjadi benar-benar dirasa kurang bagus dan dia menganggapnya sebagai kegagalan.
Ternyata, kepercayaan diri dan keyakinan itu sangat dibutuhkan seseorang yang ingin dirinya berhasil, baik di dalam karir maupun sesuatu yang ia perjuangkan. Menilik dari kisah Seruni tersebut, dapat disimpulkan bahwa kritikan itu sebenarnya baik, yang harus dihilangkan adalah kepercayaan diri kita menerima kritikan dan tetap positif setelahnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.