Tantangan menulis ODOP kelas konstantinopel
ODOP (One Day One Post) atau yang lebih dikenal sebagai gerakan menulis satu postingan satu hari. Aku mengenal komunitas ini karena mengikuti akun sosial media beberapa temanku dan seorang bernama mba Alif Kiky. Lewat postingan mba Alif Kiky di Instagram aku jadi tertarik mengikuti akun Instagram ODOP. Kala itu sepertinya mba Alif Kiky masih menjadi peserta di ODOP ini, karena aku sering mengecek baik di Facebook, Instagram dan kadang di laman blognya terlihat mba Kiky sedang memposting tulisan. Kala itu, domain mba Alif Kiky juga belum TLD dan saat ini sepertinya beliau menjadikan menulis menjadi sebuah profesi.
Bunda Kiya (Mba Nining Purwanti) dan ibu duo Sholih mba Naila Zulfa juga aku kenal karena aku satu kelas matrikulasi dan bunda sayang di Komunitas Institut Ibu Profesional, sehingga sedikit banyak aku sudah paham bagaimana beliau berkiprah di dunia kepenulisan. Bahkan aku juga tahu kalau mereka baru saja menerbitkan buku antologi berjudul Birama Rona Budaya. Bukan kepo sih kalau ini, tapi karena postingan mereka sering berada di timeline ku ketika aku buka Instagram maupun Facebook.
Karena rasa ingin mengembangkan diri di dunia kepenulisan, maka aku pertama kali mengenal secara langsung Komunitas ODOP ketika mengikuti tantangan Ramadhan RWC 2019. Waktu itu sebenarnya aku cukup keteteran mengikuti tantangannya karena aku tak cuma mengikuti satu challenge tapi beberapa challenge sekaligus ditambah waktu itu rumah sedang direnovasi yang membuat kami mau tak mau berpindah sementara ke tempat Orangtua yang otomatis membuat segala akses menulis menjadi terhambat karena susah sinyal. Pengalaman dikeluarkan, eh bukan, lebih tepatnya pamit keluar dari kelas itu membuatku makin penasaran mengenal ODOP.
Pengalamanku semakin kaya setelah mendaftar ODOP batch 7 dan dimasukkan ke kelas konstantinopel. Disini aku akhirnya mengenal bermacam-macam karakter dengan segala tingkahnya.
Ada laki-laki yang sebut saja paling ganteng karena satu-satunya laki-laki di grup ini. Tingkahnya yang suka berantem dan salip menyalip dengan mba Jihan membuatku geli, terutama ketika saling mengirim stiker WhatsApp. Mba Jihan dan Mas Syaifudin ini selalu menempati posisi posting pertama. Kalau dihitung skor, bisa jadi mereka berdua lah yang skornya paling tinggi karena terbilang gak pernah sekalipun telat posting tulisan. Betul-betul keren semangatnya. Ada pula pahlawan devisa bernama mba Riana. Mba Riana juga kuakui jempol karena masih bisa menulis di sela-sela rutinitasnya. Ada mba Dewi Deean, yang kalau di IIP mungkin sebagai guardian. Dari beliau aku semakin serius menulis di blog. Ada mba Retno yang sedang menempuh S2 nya dan berprofesi sebagai guru. Ada mba Karis, mba Lilis mamakpanda, mba Vera, mba Prajna, mba Desi. Semoga aku bisa semakin Istiqomah dan mengenal lebih dekat mereka. Bisa lulus bareng dan bisa menerbitkan buku juga..aamiin..
Bunda Kiya (Mba Nining Purwanti) dan ibu duo Sholih mba Naila Zulfa juga aku kenal karena aku satu kelas matrikulasi dan bunda sayang di Komunitas Institut Ibu Profesional, sehingga sedikit banyak aku sudah paham bagaimana beliau berkiprah di dunia kepenulisan. Bahkan aku juga tahu kalau mereka baru saja menerbitkan buku antologi berjudul Birama Rona Budaya. Bukan kepo sih kalau ini, tapi karena postingan mereka sering berada di timeline ku ketika aku buka Instagram maupun Facebook.
Karena rasa ingin mengembangkan diri di dunia kepenulisan, maka aku pertama kali mengenal secara langsung Komunitas ODOP ketika mengikuti tantangan Ramadhan RWC 2019. Waktu itu sebenarnya aku cukup keteteran mengikuti tantangannya karena aku tak cuma mengikuti satu challenge tapi beberapa challenge sekaligus ditambah waktu itu rumah sedang direnovasi yang membuat kami mau tak mau berpindah sementara ke tempat Orangtua yang otomatis membuat segala akses menulis menjadi terhambat karena susah sinyal. Pengalaman dikeluarkan, eh bukan, lebih tepatnya pamit keluar dari kelas itu membuatku makin penasaran mengenal ODOP.
Pengalamanku semakin kaya setelah mendaftar ODOP batch 7 dan dimasukkan ke kelas konstantinopel. Disini aku akhirnya mengenal bermacam-macam karakter dengan segala tingkahnya.
Persahabatan Sumber thegorbalsla.com |
Ada laki-laki yang sebut saja paling ganteng karena satu-satunya laki-laki di grup ini. Tingkahnya yang suka berantem dan salip menyalip dengan mba Jihan membuatku geli, terutama ketika saling mengirim stiker WhatsApp. Mba Jihan dan Mas Syaifudin ini selalu menempati posisi posting pertama. Kalau dihitung skor, bisa jadi mereka berdua lah yang skornya paling tinggi karena terbilang gak pernah sekalipun telat posting tulisan. Betul-betul keren semangatnya. Ada pula pahlawan devisa bernama mba Riana. Mba Riana juga kuakui jempol karena masih bisa menulis di sela-sela rutinitasnya. Ada mba Dewi Deean, yang kalau di IIP mungkin sebagai guardian. Dari beliau aku semakin serius menulis di blog. Ada mba Retno yang sedang menempuh S2 nya dan berprofesi sebagai guru. Ada mba Karis, mba Lilis mamakpanda, mba Vera, mba Prajna, mba Desi. Semoga aku bisa semakin Istiqomah dan mengenal lebih dekat mereka. Bisa lulus bareng dan bisa menerbitkan buku juga..aamiin..
Aamiin. InsyaAllah wisuda bareng ya mba. Yeyeyeyee semangaaaat!
Aamiin..semangat mba..!!
Aamiin allohumma aamiin. Semangat ya mbak Sari sayang. Ayok punya buku bareng-bareng konstatKonstan. #mimpidanharapan
Aamiin..iya mbak..pengen..
In syaa allah lulus berjamaah kita mba...aammmiiinnn
Aamiin...
Aamiiinn yaa Rabb, wisudaa barenggg yeyy semongottt konstantinopelll
YESS mba..aamiinn
Semangat, masuk bareng keluarpun harus sama-sama. Hehehehe
Kenal Mbak Sari sejak Matriks SJS, peluuuuk..
beteweh, Kayaknya seru ya kalau Konstantinopel bikin buku keroyokan bareng, yuk yuk yuk...
Aamiin ya Allahπ
amiinnn
Konstantinopel keren ya. Senang berada di sini bareng mastah and calon mastah
Yes mba..aku bersyukur bisa berada di grupnya para mastah..
Aamiin semoga kita sama2 istiqomah nulisnya ππ semangattt
Amin... amin.. π₯°π₯°π₯°
Aamiin