Mendidik Anak Cerdas Finansial Usia Dini Hari ke 1
Mendidik anak cerdas finansial bisa diajarkan kepada anak sejak dini. Semakin cepat semakin baik menurut saya.Bagaimanapun, rejeki itu pasti dan kemuliaan harus dicari. Rejeki dari Allah yang bisa berwujud makanan, hubungan baik, uang datang dari Allah dan anak kita, tetapi bagaimana agar rejeki tersebut bisa dimanfaatkan untuk mencapai keberkahan dan kemuliaan itulah yang harus diajarkan. Bukan untuk boros dan membeli hal yang tak bermanfaat tapi untuk membeli yang kita perlukan saja.
Di hari pertama ini, saya belum menyiapkan stoples 3S (Save, Spend, Share) untuk kakak karena kebetulan kencleng atau stoples save nya kami sudah punya dan tinggal menjalankan sebagaimana biasanya sambil mengajarkan di sisi spend dan share nya ke kakak karena saya merasa hal ini masih kurang. Di hari pertama melatih anak agar cerdas finansial ini saya isi dengan mencoba mengingatkan kembali ke kakak untuk tidak minta jajan ke tukang sayur jika ibu tidak ada.
Sebenarnya saya sudah mencoba berbicara ke bapak tukang sayurnya agar tidak memberikan jajan ketika kakak meminta atau terbujuk temannya yang jajan di tukang sayur meskipun sudah pasti disampaikan ke saya. Beberapa kali saya meminta kakak untuk bilang ke ibu saat mau beli di tukang sayur atau pulang terlebih dahulu.
Hari ini saya memberitahunya lagi sekaligus menceritakan cerpen yang ada di majalah bobo kakak tentang gimik. Gimik atau Gimmick adalah barang atau aktivitas untuk menarik pembeli membeli sebuah produk. Misal di supermarket sebuah mug atau kotak makan dipakai produsen susu memasarkan produknya, atau piring pada detergen atau hadiah boneka di susu anak-anak.
Cerita Tentang Gimik |
Nah di cerita ini, Sisi diajak ibunya berbelanja ke Supermarket untuk membeli kebutuhan bulanan termasuk sabun cuci piring dan susu. Di saat ibunya akan mengambil sabun cuci piring ternyata pandangan justru tertuju pada piring hadiah dari sabun cuci merk lain dan membuat ibu kepincut ingin membelinya juga. Selanjutnya ada anak yang merengek minta Susu karena ada hadiah boneka yang menyertainya namun orangtuanya justru mengajak anaknya mengutil bonekanya dan mengantonginya. Kemudian ketika Sisi dan ibunya bertemu SPG yang menawarkan susu sekaligus mug bonusnya asalkan membeli 3 kardus susu membuat ibunya akhirnya memasukkan susunya ke keranjang belanja. Mereka kaget ketika uang yang dibawa ibu Sisi tak cukup untuk membayar semua yang dibeli hari itu. Akhirnya dengan ramah, kasir menawarkan ibu Sisi untuk mengurangi belanjanya. Terpaksa ibunya mengembalikan 2 dus susunya dan membatalkan sabun cuci berhadiah piring tadi. Dari cerita ini, hikmah yang diambil agar kita membeli atau berbelanja sesuai kebutuhan bukan keinginan. Tak lupa saya menyisipkan contoh beberapa hari lalu ketika kakak merengek minta pasta gigi dan sikat gigi baru bergambar barbie. Saya jelaskan bahwa pasta gigi yang ada di rumah masih banyak jadi kita tak perlu membelinya dulu dan sikatnya akan kita belikan bersama kebutuhan bulanan berikutnya.